Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, 10 tahun yang lalu, 16 Juni 2014, Hilangnya pesawat dari maskapai Malaysian Airlines MH370 sudah 100 hari. Pemerintah Malaysia pun meminta maaf dan berjanji takkan berhenti mencari pesawat berjenis 777-200ER.

Sebelumnya, pesawat MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing dinyatakan putus kontak dan hilang. Kondisi itu membuat seisi dunia berduka dan bingung. Letak kejatuhan pesawat belum dapat diprediksi. Upaya pencarian pun dilakukan. Bahkan, negara-negara lain ikut membantu.

Aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Kuala Lumpur berjalan lancar pada 8 Maret 2014. Banyak di antara pesawat dapat terbang sesuai jadwal. Pesawat dengan nomor penerbangan MH370, misalnya.

Pesawat dengan rute Kuala Lumpur-Beijing itu berhasil lepas landas pada pukul 00:41 waktu setempat. MH370 pun membawa 239 orang. 227 penumpang dan 12 awak pesawat dan dijadwalkan akan sampai Beijing pada pukul 06:30. Masalah muncul. Pesawat MH370 justu putus kontak dan hilang pada pukul 02:40.

Pesawat Boing 777-200ER milik Malaysia Airlines. (Wikimedia Commons)

Kontak terakhir dilakukan di atas kawasan Laut China Selatan di antara pesisir timur Semenanjung Malaysia hingga ujung selatan Vietnam. Berita kehilangan itu membuat seisi dunia berduka dan bingung. Keluarga penumpang, apalagi.

Spekulasi pun berkembang. Ada yang menyebut pesawat dibajak. Ada pula yang menganggap pesawat jatuh dan rusak. Namun, tanda-tanda kejatuhan yang tak ada kian mengaburkan anggapan yang ada. Pemerintah Malaysia pun segera menggerakan operasi penemuan pesawat.

Mereka ingin jadi pihak pertama yang mengetahui status pesawat maskapai andalan negerinya. Namun, Malaysia tak dapat bergerak sendiri. Malaysia lalu bersama negara lain, Australia dan China membentuk sebuah lembaga untuk menemukan pesawat MH370, Joint Agency Coordination Centre (JACC). Pencarian sempat membawa harapan.

“Pesawat yang mengangkut 239 penumpang dengan tujuan Beijing ini kemudian terdeteksi berbalik arah ke Selat Malaka lalu berputar lagi menuju Samudra Indonesia bagian selatan. Boleh jadi, pesawat ini dibajak. Tapi kemungkinan adanya kerusakan belakangan semakin menguat. Kejadian sebenarnya baru akan terungkap setelah black box ditemukan, yang bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan.”

“Pesawat itu sebetulnya juga dilengkapi dengan aircraft communications addressing and reporting system (ACARS). Kalaupun peranti ini rusak atau sengaja dimatikan oleh pilot, Boeing telah membuat sistem pelacak jejak cadangan Masalahnya, Malaysia Airlines sengaja tidak mau memperbarui sistem komunikasinya walaupun biayanya cuma sekitar Rp114 ribu per penerbangan,” tertulis dalam laporan koran Tempo berjudul Tragedi Pesawat MH370 (2014).

Proses pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370. (Wikimedia Commons) 

Pencarian yang dilakukan mulai tak membuahkan hasil. Apalagi, pada hari 100 hari pesawat MH370 hilang pada 16 Juni 2014. Perhatian masyarakat dan juga keluarga korban mulai ragu dengan kapasitas tim pencari Pesawat MH370 yang hilang.

Namun, Menteri Transportasi Malaysia, Hishammuddin Hussein meminta maaf kepada semua pihak karena belum dapat menemukan MH370. Hishamuddin berjanjikan bahwa negaranya takkan akan berhenti melakukan upaya pencarian sampai MH370 ditemukan.

Belakangan nasib pesawat MH370 terus mengambang. pencarian dilakukan selama tiga tahun dan hasilnya nihil. Akhirnya, JACC lalu pencarian pesawat itu resmi dihentikan pada 2017.

"100 hari setelah MH370 hilang, kehilangannya tetap menjadi kekosongan menyakitkan di hati semua warga Malaysia dan mereka yang berada di seluruh dunia. Kami tidak bisa dan tak akan berhenti sampai MH370 ditemukan," tegas Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein dikutip laman detik.com, 16 Juni 2014.