24 Januari dalam Sejarah: Teror di Bandara Internasional Domodedovo Moskow
Terminal Kedatangan Bandara Internasional Domodedovo, Moskow (Wikimedia Common)

Bagikan:

JAKARTA - Pada hari ini, tepatnya 11 tahun yang lalu, Terminal Kedatangan Bandara Internasional Domodedovo, Moskow mendapatkan teror. Sebuah bom meledak, menewaskan 35 orang dan melukai 173 lainnya. The Caucasus Emirate, kelompok jihadis militan yang berbasis di Chechnya diklaim bertanggung jawab atas aksi teror tersebut. Pemboman tersebut menambah data panjang seranga teroris yang berasal dari wilayah Kaukasia, Rusia tersebut. 

Mengutip History, Kaukasia Utara di Chechnya adalah wilayah yang tidak stabil secara politik, terutama pasca-bubarnya Uni Soviet pada tahun 1989. Konflik ini kembali membesar saat Rusia memutuskan untuk mengambil alih kendali atas wilayah tersebut pada tahun 2009. Kondisi ini membuat pemberontak jihadis terus melawan pemerintah. Sejak tahun 2000-an, pemboman rutin dilakukan oleh separatis dan jihadis Chechnya. Salah satu teror terbesar yang dilakukan jihadis tersebut adalah pemboman terhadap dua pesawat setelah menyelundupkan bom melalui keamanan di Bandara Domodedovo pada tahun 2004

Kelompok teroris The Caucasus Emirate didirikan oleh Duka Umarov. Umarov adalah mantan presiden Republik Chechnya yang memisahkan diri dari Ichkeria, Rusia. Ia bercita-cita untuk mendirikan negara Chechnya sebagai emirat Salafi pada tahun 2007. Emirat tersebut mengaku bertanggung jawab atas pemboman kereta Rusia pada tahun 2009 dan pemboman yang menewaskan 40 orang di metro Moskow pada tahun 2010.

Salah satu serangan terbesar yang pernah dilakukan oleh kelompok teror tersebut adalah pada tahun 2011, dan terjadi sekitar pukul 16.30. Sebuah alat peledak rakitan diisi dengan kawat dan pecahan peluru meledak di terminal kedatangan bandara. Aksi teror tersebut juga menewaskan salah satu penulis drama Ukraina, Anna Yablonskaya (29) yang sedang dalam perjalanan untuk menerima penghargaan. 

Pihak keamanan Rusia percaya bahwa kelompok jihadis tersebut memburu warga negara asing sebagai upaya untuk mendapatkan pengakuan dan mengganggu kestabilan Moskow.  Pemerintah Rusia berhasil mengidentifikasi pelaku yang diklaim sebagai penduduk Chechnya berusia 20 tahun bernama Magomed Yevloyev. Umarov sendiri beberapa waktu berselang mengaku bertanggung jawab atas nama The Caucasus Emirate. Ia menyatakan bahwa pemboman dilakukan sebagai bentuk dari balas dendam terhadap kekuasaan 'setan' yang dimiliki Rusia.

Kepolisian Rusia menangkap empat pria, termasuk saudara laki-laki Yevloyev yang berusia 15 tahun. Kelima teroris tersebut ditetapkan sebagia tersangka setelah merancang dan melakukan aksi pemboman. Tiga di antaranya menerima hukuman penjara seumur hidup. Sedangkan Akhmed Yevloyev menerima hukuman 10 tahun. 

Serangan teror pada 24 Januari 2011 tersebut juga menjadi akhir dari penyerangan yang dilakukan oleh The Caucasus Emirate. Beberapa sumber menyatakan bahwa pasca penyerangan tersebut, kelompok teroris tersebut semakin melemah setelah kalah jumlah dan kelelahan dalam pertempuran dengan pihak Moskow. Selain itu, beberapa anggota lainnya juga bergabung dengan ISIS di Suriah dan irak.