JAKARTA - Pada 5 Januari 1941 tepat hari ini 80 tahun lalu, pilot perempuan bernama Amy Johnson dilaporkan hilang saat mengudara. Amy, adalah perintis pilot wanita yang pertama kali mencapai ketenarannya dari upayanya untuk mencetak rekor penerbangan solo terjauh, dari London Inggris ke Darwin, Australia.
Seperti dikutip laman Amy Johnson Art Trust, Selasa 5 Januari 2021, Amy terakhir kali dilaporkan lepas landas dari Blackpool, Inggris, dengan Airspeed Oxford, yang telah diperintahkan untuk dikirimkan ke RAF Kidlington, dekat Oxford. Sekitar pukul 15.30, konvoi kapal mendekati Knock John Buoy di Tizard Bank, di lepas Teluk Herne ketika seorang pelaut melihat sebuah pesawat terbang dan kemudian sebuah parasut mengapung di salju.
Kemudian, beberapa pelaut melaporkan telah melihat dua jasad di dalam air. Salah satunya digambarkan berwajah segar dan menggunakan helm.
Setelah menjadi jelas bahwa tidak ada harapan untuk menyelamatkan Letnan Komandan Walter Fletcher, Kapten HMS Haslemere menyelam ke dalam air untuk menyelamatkan "jasad kedua." Dia terlihat mencapai tempat itu dan beristirahat di samping benda mengambang yang ada di sekitarnya, sebelum mencoba kembali ke kapal. Namun Kapten Haslemere mengalami syok akibat kedinginan, ia pun kemudian meninggal dan dimakamkan di Pemakaman Woodlands.
"Jasad kedua" maupun Amy tidak pernah ditemukan sejak saat itu. Yang tersisa tinggal beberapa bagian pesawat Amy dan barang miliknya, termasuk tas, buku cek dan buku catatannya, berhasil ditemukan.
Beragam teori konspirasi atas apa yang sebenarnya terjadi sore itu bermunculan. Mulai dari rumor Amy sedang dalam misi rahasia hingga teori yang menyebut dia tersesat dan kehabisan bahan bakar.
Ide misi rahasia mungkin dipicu oleh pernyataan yang dikeluarkan oleh Admiralty yang menyebutkan terkait "dua jasad." Meskipun ini kemudian dikoreksi, surat kabar lain kembali mengangkat gagasan jasad "Mr X" tersebut.
Pada 1999, seorang mantan anggota 58th (Kent) Heavy Anti-Aircraft Regiment mengungkapkan ketakutannya bahwa Amy mungkin telah ditembak jatuh. Teori ini, bagaimanapun, tampaknya tidak mungkin, mengingat jarak pesawat yang begitu jauh.
Misteri menit terakhir
Misteri seputar menit-menit terakhir Amy hanya menambah mistik yang melekat pada hidupnya. Namun, meski detail pasti kematiannya mungkin tidak pernah diketahui, keberanian Amy terus menginspirasi.
Amy Johnson lulus dari Universitas Sheffield dan mulai bekerja sebagai sekretaris di London. Selama 1920-an dan 1930-an, penerbangan didominasi oleh orang kaya dan terkenal. Kebanyakan pilot wanita diberi gelar wanita seperti Lady Heath, Duchess of Bedford dan Lady Bailey. Tetapi Amy memeroleh lisensi "C" dan, dengan bantuan keuangan dari ayahnya, mengambil pelajaran terbang. Pada 1929 dia mendapatkan lisensi pilotnya.
BACA JUGA:
Pada 5 Mei 1930, dia melakukan penerbangan solonya ke Darwin. Meski ia kehilangan rekor itu dalam tiga hari, dia tetap mendapati popularitas besar di dunia karena semangat dan keberaniannya. Dia dijuluki "Queen of the Air" oleh pers Inggris.
Setelah itu, Johnson melakukan sejumlah penerbangan jarak jauh. Pada 1931 ia mencetak rekor untuk penerbangannya melintasi Siberia ke Tokyo, dan pada 1932 ia memecahkan rekor penerbangan solo ke Cape Town, Afrika Selatan. Amy lalu bergabung dengan Air Transport Auxiliary pada 1939, organisasi penerbangan yang didirikan selama Perang Dunia Kedua untuk mengangkut pesawat militer baru, memperbaiki pesawat rusak, merakit pesawat, dan melakukan pemeliharaan pesawat.