28 Desember dalam Sejarah: Lahirnya Bayi Tabung Pertama di AS
Tangkap layar TV Show 'You and Me This Morning'

Bagikan:

JAKARTA - Pada 28 Desember 1981 tepat hari ini 39 tahun lalu bayi tabung pertama di Amerika Serikat (AS) lahir. Bayi berjenis kelamin perempuan itu bernama Elizabeth Jordan Carr. 

Bayi hasil pembuahan in-vitro tersebut lahir di di Norfolk, Virginia. Ia dianggap sebagai mukjizat pada saat itu, yang mana kelahiran bayi tabung zaman sekarang sudah biasa terjadi.

Fertilisasi in-vitro (IVF) adalah proses di mana dokter membuahi sel telur di luar tubuh wanita dan menanamkan embrio yang sedang berkembang di dalam rahim. Dengan cara ini, wanita dengan saluran telur yang rusak atau hilang, yang membawa sel telur yang telah dibuahi dari ovarium ke rahim, dapat hamil.

Melansir History, Senin 28 Desember, dokter berhasil melakukan pembuahan in-vitro pertama yang berhasil pada kelinci pada 1959. Bayi tabung reaksi manusia pertama lahir di Inggris pada 1978. Salah satu dokter yang bertanggung jawab, Dokter Robert Edwards, dianugerahi Penghargaan Nobel pada 2010.

Keberhasilan kehamilan IVF, membuat pasangan dokter Howard dan Georgeanna Jones membuka klinik IVF di Eastern Virginia Medical School pada 1980. "Saya pikir ini adalah hari yang penuh harapan," kata Howard Jones setelah Carr dan ibunya dinyatakan dalam kondisi yang sempurna. James mengutip bahwa sekitar 600.000 wanita AS bisa melahirkan berkat prosedur tersebut.

Kehamilan dengan proses IVF bukannya tanpa kritik. Banyak komunitas medis berhati-hati tentang "bermain sebagai Tuhan." IVF menuai kecaman dari tokoh-tokoh seperti Jerry Falwell dan lainnya lewat Moral Majority, sebuah gerakan konservatif sosial di awal 1980-an. Gereja Katolik Roma menentang IVF dengan alasan bahwa hal itu memisahkan seks perkawinan dari tindakan pembuahan. 

Meskipun demikian, prosedur tersebut telah disempurnakan selama beberapa dekade dan sekarang cukup umum, yang memberikan perkiraan total 5 juta kelahiran pada studi tahun 2012. Diperkirakan IVF sekarang menyumbang lebih dari satu persen kelahiran di AS setiap tahun.

Tumbuh normal

Elizabeth berhasil tumbuh sehat. Ia bersekolah di Oakmont Regional High School di mana dia lulus pada 2000, dan menjalani kehidupan normal seperti kebanyakan orang.

Ia tumbuh menjadi remaja aktif. Mulai dari bermain hoki, paduan suara, klub drama, sampai kerap berkemah di musim panas. Satu-satunya hal yang membuatnya terganggu adalah ketika banyaknya wartawan yang ingin mengetahui kabar terbaru tentangnya.

“Saya benar-benar harus turun tangan karena kru kamera ingin datang ke pesta dansa dengan saya dan saya berkata tidak, mereka tidak bisa datang ke pesta dansa tetapi mereka dapat mengambil foto saya sedang bersiap-siap. Saya sangat vokal tentang menjaga privasi saya," kata Elizabeth pada sebuah wawancara di 2019. 

Terkadang, Elizabeth harus bolos sekolah untuk menghadiri konferensi infertilitas di seluruh dunia. "Saya pergi ke konferensi ketika saya masih di sekolah menengah untuk berbicara," kata dia. 

Saking sering bepergian, tak jarang teman-teman Elizabeth menganggapnya sering berlibur. "Tapi saya baru saja keluar dari sekolah. Untuk anak-anak yang mengenal saya di sekitar sini, mereka tidak tahu. Mereka pasti mengira saya sedang dalam perjalanan atau berlibur," tambahnya.

Setelah lulus sekolah menengah, Elizabeth bersekolah di Simmons College di Boston di mana dia mengambil jurusan jurnalisme. Selama tahun keduanya di perguruan tinggi, dia magang di Boston Globe. 

Dia kemudian belajar di Poynter Institute for Journalism di St. Petersburg, Florida, selama setahun, menjadi jurnalis di Maine, menikah dan kemudian kembali ke Boston Globe. Saat berada di Boston Globe dan menantikan anak pertamanya, Elizabeth menyadari bahwa peristiwa tersebut kemungkinan besar akan menjadi berita besar, yaitu anak yang lahir dari bayi tabung pertama di AS. 

"Saya memberi tahu Globe,'Saya tahu ini akan menjadi sebuah cerita. Tapi saya seorang penulis dan saya akan menulisnya sendiri," kata Elizabeth.

“Editor saya sangat sabar dan membiarkan saya melakukan itu. Saya semacam mengontrol cara informasi keluar, jadi orang tidak tahu saya hamil sampai saya menulis cerita tentang kehamilan saya," tutupnya.

Terkait