Bagikan:

JAKARTA - Hari ini 71 tahun yang lalu, atau 27 Desember 1949, Belanda untuk pertama kalinya mengakui kedaulatan Indonesia. Secara resmi, penyerahan kedaulatan digelar di dua tempat yakni Istana Gambir (Jakarta) dan Istana Dam (Amsterdam). Saat itulah, bendera Belanda untuk terakhir kalinya merayap turun dari Indonesia.

Dikutip dari Kukuh Pamuji dalam Menyelisik Museum Istana Kepresidenan Jakarta (2020), Karena perbedaan waktu antara Amsterdam dan Jakarta, upacara di Istana Gambir itu dimulai menjelang senja.  Yang mana, matahari sudah hampir terbenam ketika lagu kebangsaan Belanda Wilhelmus berkumandang mengiringi bendera Merah-Putih-Biru, untuk terakhir kalinya merayap turun dari puncak istana Gambir.

Sontak, penurunan bendera tersebut disambut sorak-sorai kaum bumiputra. Suasana semakin semarak saat lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang mengiringi naiknya Sang Saka Merah Putih.

"Merdeka! Merdeka! Hidup Indonesia!" ucap mereka.

Pekikan kata "merdeka" itulah yang membuat Presiden Indonesia Pertama Sukarno tergerak mengubah nama Istana Gambir menjadi Istana Merdeka. Sehari setelah penyerahan kedaulatan, Bung karno menjadikan Istana Merdeka sebagai kediamannya semasa menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Sementara itu, di Troonzaal (Bangsal Singgasana) Istana Dam, Amsterdam, Ratu Juliana turut menandatangani naskah pengakuan kedaulatan itu. Raju Juliana kemudian menyerahkan naskah itu kepada Perdana Menteri Republik Indonesia, Mohammad Hatta yang memimpin Delegasi Republik Indonesia dalam perundingan.

Setelahnya, Indonesia menjadi negera merdeka dan berdaulat secara de facto dan de jure. Setelah sebelumnya, keaulatan Indonesia sudah diakui oleh negeri-negeri Arab yang tergabung dalam Liga Arab seperti Mesir, Libanon, Sudan, Sudan, Irak, Arab Saudi. Untuk itu, wartawan senior yang ikut langsung ke Belanda melihat penyerahan kedaulatan Indonesia dilanda haru dengan penuh kebanggaan.

"Selama empat tahun dari 1945 hingga 1949 rakyat Indonesia dengan pemuda di barisan depan berjuang melawan kembali kolonialisme dan imperialisme. Akhirnya tanggal 27 Desember 1949 di Istana di Amsterdam, Wakil Presiden Hatta menandatangani perjanjian penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia," ungkapnya dalam buku Sejarah Kecil "Petite Histoire" Indonesia Jilid 2 (2009).

"Selaku Pemimpin Redaksi Harian Pedoman, saya adalah satu-satunya wartawan Indonesia pada pagi musim dingin itu yang menghadiri upacara di Istana yang disaksikan oleh Ratu Juliana. Walaupun bukan sebagai prajurit dengan bedil, tetapi hanya sebagai wartawan dengan pena-laptop saat itu belum ada-saya ikut dalam Perang Kemerdekaan," tambahnya.