Bagikan:

JAKARTA - Aksi heroik terjadi pada malam Natal 24 Desember dua dekade lalu atau pada 2000. Saat itu, Riyanto, anggota Banser, berhasil menyelamatkan umat Kristiani dari ledakan bom saat melakukan misa Natal di Gereja Eben Haezer, Mojokerto, Jawa Timur. 

Seperti dikutip Liputan 6, mulanya Riyanto, pria kelahiran Kediri, 23 November 1975, bersama tiga rekan sesama anggota Gerakan Pemuda Ansor Mojokerto sedang bertugas mengamankan Gereja Eben Haezer. Malam Natal berlangsung khusyuk saat itu.

Namun suasana berubah sekitar pukul 20.30 WIB, ketika seorang jemaat mencurigai sebuah bingkisan yang tergeletak di depan pintu masuk gereja. Riyanto, rekannya, petugas keamanan gereja, dan polisi sontak mengamankan bungkusan mencurigakan tersebut. 

Riyanto kemudian membuka bingkisan dengan kabel tampak menjulur. Tiba-tiba saja percikan api keluar. Spontan Riyanto meminta semuanya berlindung seraya berseru "Tiarap!"

Riyanto berusaha membuang lebih jauh bom itu dari gereja. Nahas, bom keburu meledak di pelukan Riyanto. Ia berpulang dengan menyelematkan nyawa banyak orang. Orang-orang yang tengah menjalankan ibadah berhamburan.

Menurut keterangan rekan-rekannya yang dikutip CNNIndonesia, ledakan itu membuat tubuh Riyanto terpental sejauh 30 meter dari titik ledakan. Salah seorang rekannya, Amir juga dilarikan ke rumah sakit. Ia menderita luka sobek di bagian kepala terkena serpihan ledakan, darahnya deras bercucuran.

Bagaimana tidak, ledakan bom itu bahkan sampai merobohkan pagar tembok di seberang gereja. Belum lagi kaca-kaca lemari dan etalase Studio Kartini yang ada di depan gereja tersebut hancur berkeping-keping.

Pejuang kemanusiaan

Kepergian Riyanto selalu dikenang banyak pihak. Dari pihak Banser Mojokerto sendiri, rutin menggelar haul Riyanto tiap tahun, tanpa terputus. Bahkan menjelang Natal, ratusan jemaat Gereja Eben Haezer juga menggelar doa khusus untuk almarhum.

"Kami tiap tahun tak pernah putus menggelar haul, ini sebagai penghormatan kepada Riyanto karena pengorbanannya," kata Kasatkorcab Banser Kota Mojokerto saat itu, Syahrial masih dikutip CNNIndonesia.

Pada 2012 lalu, nama Riyanto bahkan diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Kecamatan Prajurit Kulon, Mojokerto. Pemerintah setempat juga membangun gapura besar bertuliskan nama Riyanto.

Kemudian pada 2016, Gerakan Peduli Pejuang Republik Indonesia (GPPRI) menobatkan Riyanto sebagai pejuang kemanusiaan. Selain memberikan piagam pejuang kemanusiaan, GPPRI juga memberikan santunan kepada keluarga Riyanto.