Ketika Bos Kriminal New York Paul Castellano Didor setelah Menolak Peredaran Narkoba
Paul Castellano (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Hari ini 16 Desember 35 tahun lalu atau pada 1985, bos keluarga kriminal Gambino, Paul Castellano dan bawahannya, Thomas Billoti, dibunuh saat di luar restoran steak Manhattan. Bos mafia ini tewas di tangan seorang pembunuh yang dipimpin John Gotti atau Teflon Don, yang juga berasal dari keluarga mafia. Bagaimana duduk perkaranya?

Tepat sebelum pukul 17.30 sore, Paul Castellano keluar dari limusin di depan Sparks Steakhouse. Di waktu hampir bersamaan, terlihat empat orang yang mengenakan jas dan topi bulu Rusia datang menghampirinya. Dor. Castellano pun tewas di tangan mereka.

Sementara John Gotti, orang yang mengatur pembunuhan itu, duduk di dalam mobil di dekat peristiwa tersebut. Setelah memastikan 'Big Paul' tewas, ia kemudian pergi.

Melansir Britannica, Rabu 16 Desember, Castellano dianggap sebagai 'bos dari para bos' atau 'Godfather' karena memimpin keluarga kriminal terbesar dan terkuat di Kota New York. Ia menjalankan organisasinya dari rumahnya di Staten Island.

Organisasinya menyusup ke serikat pekerja dan bisnis seperti konstruksi bangunan dan persediaan makanan, pemerasan perusahaan, yang juga mengoperasikan raket tradisional seperti perjudian, pornografi, dan lintah darat. Kendati demikian, ada satu bisnis yang Castellano tolak: peredaran narkoba. Alasannya, ia khawatir bila bisnis ini dijalankan pemerintah federal pasti tak akan tinggal diam.

Namun tak semua don yang ada di wilayahnya sepakat dengan prakarsanya. Salah satunya adalah Gotti. 

Gotti mengabaikan perintah Castellano dan terus menyuruh orang-orangnya menjual heroin. Ucapan Castellano terbukti. Pemerintah federal mulai mengawasi Gotti. Ia mendapat kabar ada penyadapan telepon yang menunjukkan Gotti dan rekannya masih memperdagangkan narkoba. 

"Mereka mengira hari-hari mereka diawasi," kata penulis penulis Gangland: How the FBI Broke the Mob, Howard Blum. "Jadi daripada menunggu Castellano memperingati mereka, mereka merencanakan serangan yang sangat berani pada sang bos mafia."

Naik takhta 

Setelah membunuh Castellano, Gotti menggantikannya sebagai pemimpin Gambino. Ia kemudian menjadi salah satu bos mafia terkenal dalam sejarah. Pemerintah federal membawa Gotti ke pengadilan tiga kali pada akhir 80-an, namun pengadilan selalu gagal mengganjar Gotti hukuman. Kekebalan hukumnya membuat ia dijuluki 'Teflon Don.'

Baru pada 1992, pemerintah akhirnya menghukum Gotti atas berbagai tuduhan, termasuk pembunuhan Castellano. Salah satu saksi penting dalam hukuman 1992 adalah Salvatore Gravano, mantan anggota keluarga Gambino. Dia bersaksi bahwa dirinya duduk di dalam mobil bersama Gotti selama pembunuhan Castellano dan mereka menggunakan walkie-talkie untuk memberi tahu orang-orang bersenjata ketika kendaraan Castellano mendekati restoran.

Pada saat pengadilan, Gotti tetap tersenyum saat menatap mantan temannya dan ajudan tepercaya itu. Kesaksian itu mebuat Gotti mendapatkan hukuman seumur hidup di penjara. Dan pada 2002 Gotti akhirnya meninggal.

Pasca peristiwa 9/11, perhatian pemerintah federal dan media terhadap para kriminal seperti ini berkurang. Sampai pada 2019, kelompok Gambino kembali menjadi sorotan, ketika Frank Cali, bos Gambino terkenal lainnya, dieksekusi dalam hujan tembakan di luar rumahnya di Staten Island. Pembunuhan itu menandai pembunuhan pertama bos mafia Kota New York sejak pembunuhan Castellano.

"Kami pikir hari-hari itu sudah berakhir," kata Wali Kota New York, Bill de Blasio pada konferensi pers setelah pembunuhan Cali. "Sangat mengejutkan, tapi saya rasa kebiasaan lama sulit hilang."