Presiden Jokowi Membuka Rakernas Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Hari Ini, 5 November 2020
Presiden Jokowi meresmikan Rakernas Ikatan Apoteker Indonesia secara virtual dari Istana Negara pada 5 November 2020. (Twitter/@setkabgoid)

Bagikan:

JAKARTA - Hari ini, dua tahun yang lalu, 5 November 2020, Presiden Jokowi meresmikan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Peresmian itu dilakukan Jokowi secara virtual dari Istana Negara.

Jokowi pun banyak berpesan kepada seluruh anggota IAI. Jokowi ingin supaya Indonesia dapat melakukan reformasi besar-besaran sistem kesehatan nasional. Indonesia harus bisa menyediakan bahan baku obat sebanyak 90 persen. Pun apoteker diajak Jokowi terlibat aktif dalam perlawanan terhadap pandemi COVID-19.

Keinganan Jokowi melakukan reformasi sistem kesehatan nasional tak dapat dibendung. Ia menganggap reformasi sistem kesehatan nasional adalah kunci utama Indonesia dapat berdaya. Indonesia harus dapat menyediakan bahan baku obatnya sendiri. Minimal 90 persen.

Itulah pesan yang dilantunkannya pada peresmian Rakernas IAI secara virtual dari Istana Negara pada 5 November 2020. Jokowi paham benar jika kebanyakan bahan baku untuk obat yang ada didatangkan dari luar negeri. Kondisi itu cukup miris.

Industri farmasi di Indonesia diharapkan dapat menyediakan bahan baku sendiri minimal 90 persen dari kebutuhan. (Antara/Indrianto Eko Suwarso)

Apalagi jika berkaca kepada Indonesia yang kaya dengan keanekaragaman hayati. Jika tak dimanfaatkan secara serius, maka Indonesia lagi-lagi akan ketinggalan dengan negara sahabat. Akan tetapi, jika reformasi segera dilakukan maka arus perubahan besar akan menghampiri Indonesia.

Industri farmasi dalam negeri akan bertumbuh. Karenanya, Indonesia tak akan kekurangan bahan baku, atau harus menunggu diimpor dari luar negeri terlebih dahulu.

“Kita tahu bahwa sekitar 90 persen obat dan bahan baku obat masih mengandalkan impor. Padahal negara kita sangat kaya dengan keberagaman hayati, baik di daratan maupun di lautan. Hal ini jelas memboroskan devisa negara, menambah defisit neraca transaksi berjalan, dan membuat industri farmasi dalam negeri tidak bisa tumbuh dengan baik.”

“Oleh karena itu, berdikari dalam obat-obatan dan alat kesehatan harus menjadi prioritas kita bersama. Dan harus dilakukan dengan cara yang luar biasa, menyinergikan seluruh kekuatan bangsa, baik ilmuwan, profesional, maupun dunia industri,” ungkap Presiden Jokowi sebagaimana dikutip Sekretariat Kabinet.

Tak hanya itu. Jokowi juga berbicara panjang lebar terkait pandemi COVID-19 yang mewabah di Indonesia. Jokowi ingin seluruh tenaga kesehatan, utamanya apoteker untuk saling bahu-membahu memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Alih-alih terjebak dalam kubangan keraguan, segenap tenaga kesehatan harus segera bangkit. Kegiatan riset diperbanyak. Semuanya untuk membangkitkan inovasi-inovasi di bidang industri farmasi. Sebab, itulah kunci utama Indonesia dapat menang melawan virus dari Wuhan.

“Pandemi COVID-19 telah memberi banyak hikmah kepada kita semua. Pandemi ini telah membangkitkan rasa krisis kita dalam dunia farmasi untuk memacu kegiatan riset, untuk mengembangkan inovasi-inovasi, untuk merevitalisasi industri bahan baku obat di dalam negeri, untuk memperkuat struktur manufaktur industri farmasi kita,” tutup Presiden Jokowi.