Ingin Kurangi Impor Bahan Baku Obat hingga 20 Persen, Bio Farma Aktif Dirikan Perusahaan Patungan
Ilustrasi. (Foto: Dok. Bio Farma)

Bagikan:

JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) menargetkan pengurangan porsi impor bahan baku obat (BBO) hingga 20 persen pada 2024 mendatang. Saat ini, 90 persen bahan baku obat di Tanah Air masih bergantung pada impor.

"Jadi, dalam waktu dua tahun ke depan, kita (impor BBO) turunnya sekitar 20 persen," kata Direktur Transformasi dan Digital Bio Farma Soleh Ayubi dalam acara Ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa 8 November.

Kata Soleh, guna mencapai target tersebut, Bio Farma aktif mendirikan perusahaan patungan (joint venture/JV). Salah satunya dengan perusahaan farmasi asal Korea Selatan Sungwun Pharmacopia Co sejak 2016 silam.

"JV itu sudah berjalan dari tahun 2016. Hingga saat ini kami sudha memproduksi 12 bahan baku obat dan halal. Itu yang sudah kami produksi," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Soleh juga menyinggung terkait produksi bahan baku obat. Kata dia, pada tahun 2024 Bio Farma menargetkan dapat memproduksi 28 jenis bahan baku obat.

Lebih lanjut, Soleh mengatakan peningkatan target produksi ini juga dilakukan dalam rangka menekan ketergantungan akan bahan baku obat asal impor.

"Angka yang menurut saya cukup progresif, tapi butuh kolaborasi dari semua pihak," ungkapnya.

90 Persen Bahan Baku Obat Impor

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin supaya Indonesia dapat melakukan reformasi besar-besaran sistem kesehatan nasional. Indonesia harus bisa menyediakan bahan baku obat sebanyak 90 persen. Pun apoteker diajak Jokowi terlibat aktif dalam perlawanan terhadap pandemi COVID-19.

Keinganan Jokowi melakukan reformasi sistem kesehatan nasional tak dapat dibendung. Ia menganggap reformasi sistem kesehatan nasional adalah kunci utama Indonesia dapat berdaya. Indonesia harus dapat menyediakan bahan baku obatnya sendiri. Minimal 90 persen.

Itulah pesan yang dilantunkannya pada peresmian Rakernas IAI secara virtual dari Istana Negara pada 5 November 2020. Jokowi paham benar jika kebanyakan bahan baku untuk obat yang ada didatangkan dari luar negeri. Kondisi itu cukup miris.

"Kita tahu bahwa sekitar 90 persen obat dan bahan baku obat masih mengandalkan impor. Padahal negara kita sangat kaya dengan keberagaman hayati, baik di daratan maupun di lautan. Hal ini jelas memboroskan devisa negara, menambah defisit neraca transaksi berjalan, dan membuat industri farmasi dalam negeri tidak bisa tumbuh dengan baik," kata Jokowi.

"Oleh karena itu, berdikari dalam obat-obatan dan alat kesehatan harus menjadi prioritas kita bersama. Dan harus dilakukan dengan cara yang luar biasa, menyinergikan seluruh kekuatan bangsa, baik ilmuwan, profesional, maupun dunia industri," ujar Jokowi sebagaimana dikutip Sekretariat Kabinet.