Ketika Soviet Menantang AS untuk Lomba Tembak Rudal hingga Membuat Warganya Ketakutan
Nikita Sergeyevich Khrushchev (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Dalam wawancara panjang dengan reporter Amerika, pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev mengklaim negaranya memiliki rudal yang lebih unggul dari rivalnya Amerika Serikat (AS), ia bahkan menantang diadakannya "pertandingan menembak rudal" kepada AS untuk membuktikan pernyataannya. Wawancara tersebut lantas memicu ketakutan warga AS bahwa negaranya tertinggal oleh Soviet dalam perlombaan senjata.

Seperti dikutip History, sikap Khrushchev dalam wawancara tersebut dianggap ambigu. Satu sisi ia memunculkan sikap sombong dan kerap menunjukkan dominasinya, namun di sisi lain sikapnya merupakan seruan untuk "hidup berdampingan secara damai" dengan negara-negara Barat. Dan sikap itu memang menjadi karakteristik dirinya selama akhir 1950-an.

Pemimpin Uni Soviet pada masa-masa awal Perang Dingin tersebut terus-terusan membanggakan rudal milik negaranya itu sambil mengejek AS bahwa negara rivalnya tersebut tak memiliki rudal balistik antarbenua. "Jika dia punya, dia akan meluncurkan sputniknya sendiri," ejeknya. 

Barulah setelah mengejek rivalnya, Khrushchev melontarkan tantangan kepada AS. "Mari kita adakan kontes roket damai seperti pertandingan tembak-menembak. Dan mereka akan melihatnya sendiri," katanya.

Meski kerap membusungkan dada, Khrushchev sempat menyatakan bahwa rakyat Amerika dan Soviet sebenarnya sama-sama menginginkan perdamaian. Ia memperingatkan, bagaimanapun, meski Soviet tidak akan pernah memulai perang, akan ada "orang gila" yang mungkin akan menimbulkan konflik. 

Nikta Khrushchev dan Joseph Stalin (Sumber: Wikimedia Commons)

Secara khusus, Khrushchev mencatat bahwa Menteri Luar Negeri John Foster Dulles telah menciptakan perang kejiwaan buatan. Dan perang itu, katanya, akan berujung "di benua Amerika, yang dapat dicapai dengan roket kami," kata Khrushchev.

Ia juga menyebut Pasukan NATO di Eropa akan hancur, dan Eropa "mungkin benar-benar menjadi kuburan," ujar Khrushchev. Dan pada saat itulah, sambungnya, Uni Soviet dengan kekuatan komunisme akan menghancurkan kapitalisme. 

Pernyataan Khrushchev ramai dibicarakan setelah laporan yang disebut Gaither Report bocor ke publik. Laporan itu mendukung banyak anggapan pemimpin Rusia, yang menuduh bahwa AS tertinggal jauh di belakang Soviet dalam perlombaan senjata.

Perdebatan tentang ketertinggalan AS dari Soviet berlanjut hingga awal 1960-an. Hal itu menjadi masalah utama dan bahkan menjadi narasi kampanye dalam Pilpres 1960 antara Richard Nixon dan John F. Kennedy.