JAKARTA - Hari ini, 1 November lebih dari separuh abad lalu atau pada 1952, Amerika Serikat (AS) meledakkan senjata termonuklir pertamanya, bom hidrogen di dunia. Daya ledaknya disebut 1.000 kali lebih kuat dari bom atom.
AS adalah negara pertama yang mengembangkan senjata termonuklit tersebut. Bom hidrogen AS diledakan di sebuah pulau karang, Atol Eniwetok, Kepulauan Marshalls, Samudra Pasifik menurut History. Ini menjadi perlombaan nuklir yang cukup ketat antara AS dan Uni Soviet. Setelahnya beberapa negara juga tercatat mengembangkan senjata serupa.
Dorongan AS untuk mengembangkan bom hidrogen yakni setelah melihat keberhasilan Soviet membuat bom atom pada September 1949. Salah seorang yang ngotot percepatan segera dilaksanakan yakni J. Robert Oppenheimer, fisikawan sekaligus salah satu bapak penemu bom atom.
Ia dan jajarannya berpendapat bahwa hanya sedikit pencapaian yang akan didapat kecuali AS melakukan percepatan perlombaan senjata. Pasalnya mereka berpikir Soviet akan selalu mengejar negara mereka.
Setela uji coba pertama, dua tahun kemudian, AS mencoba meledakkan bom hidrogen yang sama dengan menjatuhkannya di Atol Bikini. Bom yang diberi nama Bravo ini berkekuatan 14,8 megaton, mencemari lingkungan pulai itu dengan unsur-unsur radioaktif.
Dan setelah itu perlombaan senjata nuklir benar-benar menjadai kenyataan. Uni Soviet meledakkan bom hidrogen mereka pada akhir 1970-an.
Selain AS dan Soviet, negara lain yang telah menguji coba bom hidrogen adalah Inggris, Prancis, Israel, Pakistan, India, dan China. Catatan terakhir kali The Washington Post, Israel melakukan uji coba pada 1979.
Sedangkan Rusia terakhir kali melakukan uji coba bom hidrogen pada 1990 dan Inggris melakukan uji coba setahun setelahnya. Prancis melakukan hal yang sama pada 1996 bersamaan dengan China dan Pakistan. Dan yang terbaru, Korea Utara melakukan uji coba bom hidrogen pada 2016.
Daya ledak
Seperti dijelaskan dalam Majalah Tempo edisi 10 November 2002, bom hidrogen yang pertama kali diledakan AS punya massa 15 megaton. Kekuatan bom itu mencapai 10,4 megaton atau ribuan kali lipat lebih kuat dari bom atom yang meratakan Hiroshima dan Nagasaki tujuh tahun sebelumnya.
Ledakan bom nukir yang memiliki daya hancur mengerikan itu berasal dari reaksi kimi berantai pembelahan (fisi) dan penggabungan (fusi) inti-inti atom. Reaksi itu melepaskan energi sangat besar dan dalam waktu sangat singkat. Prinsip ini yang ada pada bom atom dan bom hidrogen.
Bom atom berasal dari pembelahan inti atom (fisi) ketika sebuah neutron menabrak suatu inti atom yang berat. Tabrakan ini menyebabkan pembelahan berantai.
BACA JUGA:
Inti atom itu menjadi dua inti yang lebih kecil dan beberapa butir neutron, disertai pelepasan energi besar atau panas yang teramat tinggi. Memerlukan waktu kurang dari 1/100.000 detik untuk melakukan pembelahan inti dalam jumlah besar sehingga terjadi pelepasan energi sangat besar.
Lain lagi dengan hidrogen. Bom ini mendapatkan tenaga dari penggabungan (fusi) inti-inti atom hidrogen berat (deutron). Reaksi penggabungan ini memerlukan suhu yang sangat tinggi untuk memulainya. Untuk proses ledakan bom hidrogen diawali dari fisi terlebih dahulu.