Rudolf Diesel: Hidup Merevolusi Bahan Bakar, Mati Melahirkan Teori Konspirasi
Rudolf Diesel (Sumber: Commons Wikimedia)

Bagikan:

JAKARTA - Pada 29 September 1913, penemu mesin diesel, Rudolf Diesel dilaporkan hilang dari kapal uap Dresden saat melakukan perjalanan dari Antwerpen di Belgia menuju Harwich, Inggris. 10 Oktober, dari atas kapal uap, seorang pelaut Belgia melihat sesosok tubuh yang mengambang di air. Penyelidikan mengidentifikasi jasad itu sebagai Diesel. Teori konspirasi meliputi kematian itu.

Secara resmi, Diesel dinyatakan bunuh diri. Namun banyak orang percaya Diesel justru dibunuh. Diesel adalah insinyur Jerman yang menemukan mesin diesel. Penemuan itu dicatat selama era revolusi industri. Diesel hidup berpindah-pindah. Dibesarkan di Prancis, Diesel pindah ke Inggris selama perang Prancis dan Jerman. Seusai perang, Diesel kembali ke Jerman untuk memelajari desain mesin.

Pada 1880-an, segala penemuan paling signifikan berpusat di sekitar uap. Mesin uap menggunakan banyak batu bara. Harganya sangat mahal dan jauh dari efisien. Perusahaan besar mampu membelinya. Sedangkan bisnis kecil mati-matian berjuang mengikuti perkembangan teknologi itu.

Melansir BBC, Selasa, 29 September, Diesel mendapati bahwa ia bisa membuat mesin pembakaran internal yang lebih kecil, yang akan mengubah semua panas menjadi kerja. Segala temuan itu didasari oleh teori termodinamika yang ia pelajari. Mesin itu terbukti revolusioner dan jadi terobosan penting di antara mesin bertenaga uap dan kereta kuda yang banyak digunakan sepanjang abad ke-19.

Diesel mematenkan desain mesinnya pada 28 Februari 1892. Tahun berikutnya, Diesel menjelaskan desainnya dalam makalah berjudul Teori dan Konstruksi Mesin Panas Rasional untuk Mengganti Mesin Uap dan Mesin Pembakaran Kontemporer. Dia menyebut penemuannya sebagai "mesin pengapian kompresi" yang dapat membakar bahan bakar apa pun.

Penemuan mesin diesel

Prototipe yang Diesel buat saat itu menggunakan minyak kacang atau minyak sayur, di mana prosesnya tidak memerlukan sistem pengapian. Mesin itu dinyalakan dengan memasukkan bahan bakar ke dalam silinder berisi udara yang telah dikompresi ke tekanan yang sangat tinggi.

Proses itu menimbulkan reaksi panas. Sangat panas. Dan mesin seperti itu, kata Diesel akan sangat efisien. Menurut pemodelan yang ia perkirakan, mesin ciptaannya itu bisa mencapai efisiensi hingga 75 persen ketimbang mesin uap zaman itu, yang rata-rata menghabiskan lebih dari 90 persen energi bahan bakar.

Diesel benar, meski kenyataannya mesin yang ia ciptakan hanya mampu menghemat 26 persen. Lebih rendah dari perkiraan. Namun angka itu tetap jauh lebih baik daripada mesin lain yang banyak digunakan.

Bahan bakar diesel (Florian Rieder/Unsplash)

Sayangnya versi awal mesin diesel dianggap kurang andal. Banyak pelanggan yang meminta pengembalian dana. Hal ini membuat Diesel masuk ke dalam lubang keuangan yang tak dapat ia hindari.

Satu waktu di mana Diesel mendapatkan kesuksesan adalah di dunia militer. Material mesin buatan Diesel yang lebih berat dianggap cocok dalam penggunaan militer karena minimnya kemungkinan meledak. Pada 1904, tentara Prancis mulai menggunakan mesin diesel untuk kapal selam mereka.

Pada 1912, ada lebih dari 70 ribu mesin diesel yang bekerja dengan baik di seluruh dunia. Kebanyakan di pabrik dan generator. Akhirnya, mesin buatan Diesel merevolusi industri kereta api. Setelah Perang Dunia II, truk dan bus juga mulai menggunakan mesin tipe diesel yang memungkinkan pengangkutan beban berat dengan penghematan bahan bakar.

Saat kematiannya, Diesel sedang dalam perjalanan ke Inggris untuk menghadiri peletakan batu pertama pabrik mesin diesel. Di perjalanan itu Diesel bertemu angkatan laut Inggris. Mereka berbincang tentang memasang mesin buatan Diesel di kapal selam mereka.

Berbagai teori konspirasi muncul terkait kematiannya. "Seorang Penemu Dilempar ke Laut untuk Menghentikan Penjualan Paten kepada Pemerintah Inggris" adalah salah satu tajuk utama. Lainnya menduga Diesel dibunuh pengusaha minyak besar. Laporan lainnya, Diesel dikabarkan bunuh diri karena menderita kerugian. Tapi misterinya mungkin tidak akan pernah terpecahkan.

Setelah Perang Dunia I, potensi komersial dari penemuan Diesel baru disadari. Truk bertenaga diesel pertama kali muncul pada 1920-an, disusul kereta api pada 1930-an. Pada 1939, seperempat perdagangan laut global digerakkan oleh solar.

Lalu setelah Perang Dunia II, mesin diesel yang semakin bertenaga dan efisien untuk kapal yang semakin besar. Ilmuwan Vaclav Smil berpendapat bahwa globalisasi tenaga uap tumbuh jauh lebih lambat daripada yang diesel.