Catatan Sejarah 93 Tahun lalu, 20 Februari 1927: Jong Indonesia Berdiri Sebagai Cikal Bakal Sumpah Pemuda
Peserta Kongres Pemuda

Bagikan:

JAKARTA - Hari ini 93 tahun yang lalu, atau tepatnya 20 Februari 1927, organisasi pemuda nasionalis Jong Indonesia resmi berdiri. Bandung jadi kota kelahirannya. Mereka mengusung misi mulia. Jong Indonesia sebagai penyatu organisasi-organisasi pemuda di Hindia-Belanda.

Pun tujuannya  demi memperkokoh semangat kaum bumiputra guna lepas dari belenggu penjajahan. Pergerakannya progresif. Puncaknya, mereka jadi salah satu penggagas Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda.

Melansir laman Museum Sumpah Pemuda, Jong Indonesia oleh sekelompok kaum bumiputra terdidik. Pendirinya antara lain KRT Josodiningrat, Jusupadi, Suwadji, Mohammad Tamsil, Soebagio Reksodipuro, Assaat, Rusmali, Sunario, Sartono, Iskak, Budiarto, dan Wirjono.

Peserta Kongres Pemuda. (Foto: Wikimedia Commons)

Mereka yang tergabung dalam Jong Indonesia adalah mahasiswa yang baru menyelesaikan studinya dari luar negeri, terutama Belanda. Pendirian bermuara pada ketidakpuasan mereka terhadap munculnya berbagai perkumpulan daerah. Perkumpulan itu dianggap tak mencerminkan narasi satu nusa, satu bangsa. Karenanya, Jong Indonesia dilahirkan untuk menyatukan perasaan satu bangsa tersebut.

Aktivitas Jong Indonesia banyak mengadopsi aktivitas politik dari kelompok mahasiswa di Belanda, Perhimpunan Indonesia (PI). Jong Indonesia banyak membentuk study club (klub diskusi). Wadah itu jadi ajian Jong Indonesia untuk membagikan ilmu terkait gagasan kebangsaan kepada kaum muda.

Tak hanya itu. Agenda Jong Indonesia yang paling besar adalah mereka ikut menggagas Kongres Pemuda II. Di dalam kongres itu pula kaum bumiputra menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda: satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.

“Kongres pemuda-pemuda Indonesia yang kedua diadakan pada 26-28 Oktober di Jakarta. Para utusan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia mempertegas rasa persatuan kebangsaan mereka dengan mengucapkan sumpah pada tanggal 28 Oktober 1928, pada hari terakhir penyelenggaraan konggres itu. Hari itulah yang kemudian dikenal sebagai Hari Sumpah Pemuda,” tutup G. Moedjanto dalam buku Indonesia Abad Ke-20  Jilid 2 (1989).