JAKARTA - Menurut Putri Ayudya, pengalaman nonton di bioskop bukan sekedar menikmati film. Ada pengalaman sinematik yang tidak bisa digantikan dengan pengalaman lainnnya.
"Kebudayaan yang mahal adalah yang experiencing dan bioskop adalah salah satunya. Aku anak teater, duduk di bangku teater, ikut merasakan energi marah, ketawa, nangis saat nonton apa yang di panggung itu nggak bisa dicapai kalau kita hanya dalam layar yang kecil. Penting banget untuk duduk nonton merasa suround system. Bahkan kalau di rumah kita punya home theatre, perasaan nonton rame-rame, duduk diam, fokus itu nggak bisa digantikan sih," ujar Putri saat berbincang dengan VOI beberapa waktu lalu.
Karena itu sangat antusias ketika film Yowis Ben 3 yang dibintanginya akan tayang di bioskop bulan depan. Selain itu, ada yang lebih penting dari mendapatkan pengalaman nonton kembali ke bioskop. Tak banyak yang menyadari penjualan tiket di bioskop memiliki dampak signifikan pada ekonomi kreatif.
"Kemampuan daya beli masyarakat untuk subcribe dan pay per view di OTT tidak bisa membangkitkan ekonomi kreatif secara signifikan. Dengan adanya produksi film yang besar dan harus tayang di bioskop bisa menghidupkan tempat-tempat untuk syuting. Di Yowis Ben 3 ini banyak banget unsur budaya. Yang waktu itu karena syuting di masa pandemi, kita tayang ke tempat bergelaran wayang, itu sepi banget. Ke landmark-lansmark yang penting di daerah sepi banget karena pandemi," kenangnya.
BACA JUGA:
Film dan teater, lanjut Putri Ayudya, melibatkan banyak orang. Membuat perputaran ekonomi berjalan dengan baik. Daur kreasi berputar terus menerus.
"Ada lho pekerja film yang harian. Jadi kalau kita nggak syuting, kita menutup rejeki mereka. So film layar lebar yang tayang di bioskop, yang dihargai penonton dengan duduk bayar tiket secara legal, itu berarti Anda sudah berkontribusi pada sekian banyak orang yang tidak Anda lihat," papar Putri Ayudya.