Pengalaman Cinta Laura Kiehl Menolak Tawaran Peran yang Merendahkan Perempuan
Cinta Laura Kiehl (Puput/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Cinta Laura mengaku sangat selektif dalam memilih peran dan film yang akan dia bintangi, salah satunya dengan memastikan bahwa film tersebut tidak menggambarkan perempuan sebagai sosok yang lemah. Dia tak ragu menolak peran yang menyudutkan perempuan.

Menurutnya, belum banyak karakter perempuan kuat di dunia hiburan, khususnya film, sehingga banyak anak muda terutama perempuan yang tumbuh dengan pemikiran bahwa mereka tidak bisa bebas dalam melakukan sesuatu.

"Bukan tidak ada karakter perempuan yang kuat, tapi kurang banyak. Sehingga anak-anak tumbuh besar dengan pemikiran bahwa sebagai perempuan, mereka hanya bisa melakukan ini dan tidak bisa melakukan itu," kata Cinta Laura dalam Webinar Series Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) bertajuk Peran dan Posisi Perempuan dalam Perfilman Indonesiam, Selasa, 22 September.

"Aku nggak mau sampai seterusnya begitu. Oleh karena itu, aku selalu make sure untuk memilih karakter perempuan yang kuat," lanjut Cinta Laura.

Cinta Laura menambahkan bahwa melalui karakter yang dia perankan dalam sebuah film, dia ingin menunjukkan bahwa perempuan merupakan sosok dengan pemikiran yang kompleks.

"Bulan lalu aku ditawarkan series di sebuah OTT. Aku antusias awalnya, tapi setelah aku baca script aku kaget karena cara berfikir karakternya jadi emosional tanpa justifikasi yang kuat. Saat berdiskusi dengan penulisnya, yang aku dengar alasan penulisnya adalah: 'kalau kita buat karakter perempuan terlalu kuat, nanti dia akan terlihat boring'. Aku syok mendengarnya, jadi aku minta maaf tidak bisa menerima peran ini," katanya.

Lebih lanjut, Cinta Laura mengatakan penonton harus melihat bahwa perempuan sangat kuat dalam menahan segala rasa sakit baik secara fisik, mental, maupun emosional.

"Aku ingin peran-peran aku dalam film itu memberdayakan perempuan dan melihat mereka sadar bahwa sebagai perempuan, mereka punya kekuatan untuk memimpin hidup mereka sendiri, bebas berpikir, dan bebas berekspresi," imbuh Cinta Laura.

Terutama di era digital saat ini, menurut Cinta Laura, orang-orang sangat mudah menerima konten-konten termasuk film melalui layanan over the top (OTT) sehingga para sineas perlu menghadirkan konten yang bermanfaat.

"Jadi kita harus menampilkan konten, film, atau lagu yang bisa membantu generasi muda bisa berpikir secara kritis, inovatif, dan kreatif. Hal-hal yang kita sajikan harus ada maknanya," ujar Cinta Laura.

"Dan sangat penting kita tambahkan peran-peran perempuan kuat di film agar wanita Indonesia tahu bahwa mereka setara dengan laki-laki, mereka mampu mengejar mimpi dan menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri," tambahnya.