JAKARTA - Pagebluk COVID-19 memang belum usai, tetapi rumah produksi Mission: Impossible memilih melanjutkan proses syuting yang sempat terhenti. Sebelumnya, ada Avatar 2 yang akan kembali syuting di New Zealand, dan kini diikuti oleh Mission: Impossible 7.
Dilansir dari Variety, Kamis, 4 Juni, Simon Pegg yang berperan sebagai Benji Dunn mengatakan proses syuting akan dilakukan untuk adegan outdoor. “Itu dirasa bisa lakukan, dan pastinya tindakan pencegahan (bersentuhan) dilakukan,” jelas Pegg.
Lebih lanjut, pemain film Star Trek Beyond ini juga menuturkan belum tahu jika ada aturan keamanan terkait hal-hal yang membuat mereka harus berdekatan. Begitu juga dengan bagaimana mereka bisa aman melakukan proses syuting.
Harapan ini sudah dilontarkan asisten sutradara Tommy Gormley melalui BBC Radio 4 di mana ia mengharapkan proses syuting bisa dilakukan pada September mendatang. “Kami berharap mengunjungi negara yang kami rencanakan. Kami berharap melakukan hal tersebut di Inggris di backlot dan di studio,” kata Gormley.
BACA JUGA:
Film yang dibintangi oleh Tom Cruise ini rencananya tayang pada Februari 2021. Namun, mereka belum menyelesaikan proses syuting mengingat saat memulainya di bulan Februari lalu harus terhenti karena pagebluk di Eropa. Saat itu mereka baru syuting di Venice, Italia.
Para staf dikabarkan telah meminta Paramount Pictures agar bisa menyelesaikan syuting hingga Mei tetapi hal tersebut belum bisa dijalankan karena berita pagebluk COVID-19 di Eropa diumumkan beberapa hari setelah syuting dilakukan.
"Jika kami memiliki protokol di tempat dan kami melakukan prosedur dengan hati-hati… kami akan melakukannya. Beberapa hal sangat menantang seperti adegan stunt, keramaian, dan sebagainya. Tetapi kami tidak bisa membuat film ‘Mission Impossible’ dan tidak memiliki adegan pertengkaran atau mobil di dalamnya,"
Gormley menceritakan saat pembuatan film Star Trek pun, para staf pernah memakai googles, proteksi telinga dan sarung tangan karena syuting di sebuah pabrik. Ia menyimpulkan industri perfilman sangat mudah beradaptasi dengan situasi sehingga tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk kembali bekerja.
“Kami terbiasa bekerja di situasi ekstrem di tempat yang ekstrem. Kami bisa menanganinya jika kami mempersiapkan dengan baik,” tutur Gormley.