Bagikan:

JAKARTA - Anda pernah dengar istilah hamil anggur? Sebenarnya kondisi ini cukup jarang terjadi dan memang bukan kejadian umum. Hamil anggur atau mola hidatidosa terjadi ketika pembentukan plasenta abnormal saat hamil. 

Plasenta atau ari-ari terbentuk tidak normal dan mirip seperti sekumpulan anggur. Bahkan, sebenarnya sering juga janin sama sekali tidak terbentuk, yang ada hanya jaringan plasenta seperti anggur. 

Pada awal kehamilan, kondisi ini biasanya susah terdeteksi karena mirip seperti kehamilan normal. Namun, hamil anggur bisa terlihat saat Anda melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan. 

Ada beberapa gejala hamil anggur yang umum terjadi, misalnya perdarahan pada trimester pertama, mual dan muntah parah, perut tampak lebih besar daripada usia kandungan, nyeri panggul, dan keluar cairan berwarna cokelat atau gumpalan mirip anggur dari vagina. 

Penyebab hamil anggur sendiri biasanya terjadi karena proses pembuahan yang tak normal. Misalnya saat sperma yang membuahi sel telur kosong atau malah ada dua sperma yang membuahi satu sel telur. 

Faktor lain yang bisa meningkatkan risiko hamil anggur antara lain hamil berusia di atas 35 tahun, pernah mengalami hamil anggur sebelumnya, atau pernah keguguran.

Bila seseorang mengalami hamil anggur, kebanyakan besar mengalami keguguran spontan. Keguguran ini biasanya akan mengeluarkan jaringan yang berbentuk gumpalan mirip kumpulan anggur. Namun, bila tak mengalami keguguran pun, dokter akan melakukan tindakan untuk mencegah komplikasi lebih parah. 

Beberapa tindakan yang umum dilakukan bila mengalami hamil anggur tapi tidak keguguran antara lain kuret untuk mengangkat jaringan abnormal atau histerektomi yaitu pengangkatan rahim bila pasien tidak berencana hamil lagi.