Bentuk <i>Dad Shaming</i> yang Sering Dialami Para Ayah
Ilustrasi (Caroline Hernandez/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Para ibu tentu sudah tidak asing lagi ya dengan istilah mom shaming? Biasanya perdebatan mom shaming ini tidak jauh-jauh dari lahiran normal atau caesar, menyusui langsung atau pakai susu formula, ibu bekerja atau ibu di rumah, dan segala yang menyangkut dengan anak. Namun, tahu tidak jika di sisi lain para ayah juga sering mendapatkan dad shaming, bahkan bisa dilakukan oleh orang terdekat, termasuk istrinya sendiri! 

Jangan salah, para ayah juga bisa stres dan kesulitan lho bila mengalami dad shaming. Sebab, seperti ibu, ayah yang baru pertama kali punya anak juga masih belajar tentang banyak hal terkait anak, mulai dari bagaimana menghentikan tangisannya, mengganti popok, memandikan anak, memilih makanan untuk anak, dan apa saja yang harus dilakukan saat ditinggal berduaan dengan anak. Nah, apa aja sih bentuk dad shaming yang biasa dialami para ayah? Yuk cari tahu! 

Kritik tentang cara mendisiplinkan anak

Tau tidak sih kalau banyak ayah merasa serba salah. Saat ia ingin berlaku tegas untuk membuat anak disiplin, ayah malah dicap terlalu keras dan galak. Namun, ketika ia lebih santai dan memberi kebebasan, ayah juga yang disalahkan karena terkesan memanjakan anak. Kalau sudah seperti ini, para ayah pun akan kebingungan sendiri tentang bagaimana sih sebenarnya ia harus bersikap. 

Kritik tentang cara bermain dengan anak

Banyak ayah yang memang tampak lebih sembrono ketika main dengan anak. Misalnya, mengayun-ayunkan tubuh anak atau bahkan sampai melempar tubuh anak ke udara lalu ditangkap. Meski ayah tetap memastikan anaknya aman dan si anak pun senang bermain seperti itu, namun ibu yang melihat akan panik dan memarahi ayah tentang cara bermain yang kelewatan. 

Meski keberatan, sebaiknya ibu juga bisa memberi tahu ayah dengan cara yang lebih baik dan tidak langsung marah-marah ya! 

Meremehkan

Ayo mengaku siapa yang sering meremehkan suami ketika diminta tolong membantu urusan anak, seperti memandikan, mengganti popok, mencuci perlengkapan anak, membersihkan mainan, dan sebagainya? Tanpa sadar Anda mungkin sering membuat celetukan seperti “Masa gitu saja tidak bisa?” atau “Aduh lama sekali masa tidak ngerti-ngerti sih?” 

Anda mungkin kesal dan tidak bermaksud menyakiti hati suami. Namun, ketika usahanya tidak mendapatkan apresiasi dan malah sering diremehkan, bisa-bisa ia juga jadi takut untuk membantu mengurusi anak. Banyak ayah yang akhirnya jadi tidak percaya diri bahkan menolak terlibat untuk mengurus anaknya karena diam-diam sakit hati.