Bagikan:

JAKARTA - Rumah produksi Kharisma Starvision Plus dan produser Chand Parwez Servia akan ikut memproduksi film terbaru sutradara Mouly Surya, Perang Kota. Film ini diadaptasi dari novel sastra klasik Indonesia, Jalan Tak Ada Ujung, karya Mochtar Lubis, yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1952.

Perang Kota diproduseri oleh Rama Adi, Fauzan Zidni dan Chand Parwez Servia dan merupakan ko-produksi internasional antara Cinesurya, Starvision, Giraffe Pictures (Singapura), Volya Films (Belanda), DuoFilm (Norwegia) dan Epic Media (Filipina).

Produser Cine Surya, Fauzan Zidni merasa antusias dengan dimulai proses produksi film ini. "Kami memulai pembicaraan film Perang Kota dengan Starvision sejak akhir 2019. Sebuah kehormatan di awal tahun ini akhirnya bisa menyepakati kerjasama koproduksi dengan Pak Parwez. Ini adalah kolaborasi pertama kami dan semoga berkelanjutan," Kata produser Fauzan Zidni dari Cinesurya dalam rilis kepada media, Jumat, 4 Juni. 

Mauly Surya akan duduk di bangku sutradara. "Kami excited untuk dengan bekerjasama studio seperti Starvision di film Mouly Surya. Ini sesuatu yang positif dan menjanjikan bukan hanya untuk memperluas akses film kami kepada penonton Indonesia, tetapi juga berkolaborasi dengan produser penuh pengalaman, Pak Parwez," Tambah produser Rama Adi dari Cinesurya

Starvision merupakan salah satu studio film terbesar di Indonesia, didirikan oleh produser Chand Parwez Servia pada tahun 1995, telah memproduksi lebih dari 150 judul film dan 400 judul program televisi.

"Starvision sangat antusias untuk bergabung dengan proyek terbaru sutradara Mouly Surya, Perang Kota. Rekam jejak Mouly yang solid dan kualitas artistik yang tinggi, selalu menghasilkan film-film yang melampaui batas sinema dan gaya bercerita yang unik. Kami yakin bahwa film ini akan menarik perhatian penonton di Indonesia maupun internasional,” Kata produser Chand Parwez Servia dari Starvision.

Perang Kota bercerita tentang Isa - seorang pahlawan perang impoten dan juga guru sekolah di Jakarta – mencoba meraih kembali kejayaan lamanya demi sejumlah uang dalam misi meledakan sebuah bioskop untuk membunuh seorang jenderal Belanda, sementara Belanda dan Inggris berkolaborasi untuk menjajah Indonesia Kembali paska Perang Dunia II.