Diet Ketofastosis untuk Diabetes, Amankah? Ketahui Cara dan Aturannya
Ilustrasi menu diet keto (Unsplash/Eduardo Roda Lopes)

Bagikan:

JAKARTA – Bagi penderita diabetes perlu berbagai cara untuk menormalkan kembali tingkat gula darah. Antara lain dengan mengatur pola makan dan jenis makanan dengan indeks glikemik rendah. Mengatur pola makan dikenal dengan diet.

Diet pun juga ada berbagai macam jenis, misalnya diet menurunkan berat badan dan diet untuk diabetes seperti diet ketofastosis. Diet ketofastosis adalah diet yang menggabungkan aturan diet ketogenik dan diet fastosis.

Diet ketogenik merupakan diet rendah karbohidrat sedangkan fastosis adalah fasting on ketosis. Sehingga apabila dikombinasikan memiliki aturan untuk menjalankan puasa dalam keadaan ketosis.

Nah, keadaan ketosis adalah sumber yang diperoleh tubuh untuk energi berasal dari lemak. Biasanya, sebelum menjalani diet sumber energi diperoleh dari kalori karbohidrat.

Perbedaan antara diet ketogenik dan diet ketofastosis adalah proses puasa. Pada diet ketogenik tidak melibatkan pengaturan jam makan ketat atau puasa seperti ketofastosis. Keduanya sama-sama memiliki aturan komposisi makanan berupa lemak (80 persen), protein (15 persen), dan karbohidrat (5 persen).

Keunggulan kedua diet ini mampu menurunkan berat badan. Tetapi diet ketogenik bermanfaat pula untuk pengobatan penyakit neurosis, misalnya epilepsi.

Diet ketofastosis di beberapa sumber dianggap bisa dijalani oleh penderita diabetes. Namun fakta yang dibuktikan lewat studi bahwa diet ketogenik bisa meningkatkan sensitivitas insulin.

Ketika insulin bekerja lebih sensitif memang baik untuk treatment berhenti minum obat diabetes. Khususnya bagi penderita diabetes tipe 2. Di sisi lain, diet ketofastosis berisiko buruk pada kontrol gula darah.

Efeknya orang dengan diabetes dan menjalani diet ketofastosis akan merasakan kelelahan, lemas, dan hipoglikemia karena berpuasa.

Apabila Anda dengan diabetes dan berencana menjalani diet, lebih bijak konsultasikan dahulu pada ahli mengenai diet mana yang paling cocok sesuai kondisi tubuh. Diet ketofastosis juga tidak disarankan untuk ibu hamil dan orang yang perlu makan teratur.

Dilansir Kompas, Rabu, 19 Mei, diet ketofastosis tidak disarankan langsung dijalani. Sebab tubuh membutuhkan adaptasi, artinya perlu menjalani diet ketogenik dahulu baru menyertai pengaturan jam makan lewat puasa atau ketofastosis.

Lama puasa yang dijalani ialah antara 12-16 jam selama 4 hari dalam satu minggu. Selama berbuka puasa, Anda dapat mengonsumsi makanan rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Selain itu, diet ketofastosis tidak disarankan untuk dijalani lebih dari 6 bulan.

Untuk mendapatkan hasil maksimal dari menjalani diet, setelah ketofastosis dapat kembali menjalani diet ketogenik.