JAKARTA – Setiap sel hidup membentuk sejumlah reaksi kimia yang disebut metabolisme. Metabolisme merupakan proses pemanfaatan energi untuk beberapa aktivitas vital dalam tubuh termasuk mengolah energi baru, terus menerus hingga beberapa faktor yang memengaruhi penurunan proses metabolisme.
Melansir Encyclopedia Britannica, Rabu, 05 Mei, metabolisme jadi penentu berbagai Aktivitas vital dalam tubuh seperti menyokong fungsi organ bekerja efektif, memperbaiki sel, mencerna makanan, dan sirkulasi pernapasan.
Faktor yang memengaruhi metabolisme, secara keseluruhan ada 3, yaitu metabolisme basal, thermogenesis aktivitas non latihan, dan olahraga.
Metabolisme basal turut andil 70 persen dari keseluruhan metabolisme tubuh. Metabolisme basal merupakan kalori yang diproses tubuh supaya tetap hidup termasuk menjaga fungsi organ, untuk bernapas, sirkulasi darah, pertumbuhan sel, fungsi otak, dan disgestif makanan yang dikonsumsi.
Thermogenesis aktivitas non latihan merupakan setiap kalori yang dibakar tanpa melakukan aktivitas. Misalnya ketika merasa cemas, gelisah, atau suhu udara dingin yang memicu tubuh mengigil. Faktor kedua ini menyumbang 20 persen dari keseluruhan metabolisme tubuh.
Sedangkan faktor ketiga dari proses metabolisme tubuh adalah olahraga yang menyumbang 10 persen dari metabolisme manusia. Proses metabolisme ini juga menentukan suhu tubuh. Dan berdasarkan temuan terbaru, semakin rendah suhu ruangan semakin potensial membuat berat badan meningkat.
BACA JUGA:
Melalui ketiga faktor di atas, terlihat dengan jelas bahwa metabolisme basal besar pengaruhnya pada metabolisme keseluruhan. Nah, pemahaman tentang rendahnya metabolisme setara dengan meningkatnya berat badan juga tak keliru.
Sebab, semakin tinggi metabolisme maka semakin efektif tubuh mengelola kalori dalam tubuh. Untuk meningkatkan metabolisme tubuh, Anda dapat memastikan beberapa hal. Salah satunya adalah jenis makanan yang kerap dikonsumsi.
Jenis makanan yang membuat metabolisme tetap seimbang adalah makanan yang mengandung serat dan protein. Makanan berprotein bisa hingga 30 persen diolah menjadi kalori, sebanding dengan makanan berserat.
Berbeda dengan makanan karbohidrat sederhana dan lemak yang hanya 10 persen bisa diolah menjadi kalori atau sumber energi.
Apabila Anda sedang menjalankan program diet, artinya perlu memastikan metabolisme tubuh tetap bekerja sebagaimana mestinya. Menurut ahli diet, Erick Bustillo, untuk meningkatkan metabolisme memang tidak instan tetapi bukan tidak mungkin untuk dilakukan.
Saat diet, keliru jika secara drastis mengurangi porsi makan. Ketika melakukan diet disarankan menjaga jumlah asupan agar tidak mengalami ‘mode kelaparan’ terus menerus sehingga membuat langkah pertama hidup sehat gagal.
Porsi perlu dikurangi sedikit demi sedikit tetapi konstan atau terus menerus. Timbang setiap makanan berdasarkan kandungan nutrisi beserta jumlahnya atau porsinya. Kemudian, hindari minum minuman beralkohol sebab dapat membuat metabolisme menurun.
Olahraga dengan intensitas tinggi juga mampu meningkatkan metabolisme. Selama 24 jam, metabolisme akan meningkat dan membakar kalori hingga 300 kalori.
Nah, metabolisme juga dipengaruhi oleh massa otot. Artinya, semakin rendah massa otot semakin rendah pula tingkat metabolisme. Dan hal ini dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan kondisi hormon.