JAKARTA – Sejumlah studi membuktikan bahwa minum secangkir cokelat hangat yang dibuat dari bubuk kakao dapat menenangkan. Studi terbaru mengeklaim bahwa bubuk kakao sebagai obat ajaib yang mengurangi risiko kerusakan hati akibat obesitas.
Dilansir dari New York Post, Senin, 19 April, peneliti di Penn State telah mengidentifikasi manfaat bubuk kakao. Sebagai obat ajaib, bubuk kakao potensial menyembuhkan mereka yang obesitas dan menderita kerusahan hati. Percobaan dilakukan pada tikus yang memakan lemak tinggi.
Penelitian sebelumnya, ahli gizi juga mempercayai bahwa kakao sebagai bahan utama dessert atau makanan penutup dan minuman cokelat panas menangandung serat, zat besi, dan antioksidan yang relatif tinggi.
Sayangnya kebanyakan disajikan bersama gula yang mampu meningkatkan berat badan dan buruk untuk kesehatan.
Studi tidak hanya menelusuri manfaatnya yang mampu menurunkan berat badan. Penelitian juga mengidentifikasi cara orang gemuk meningkatkan kesehatan mereka. Menurut temuan penelitian tersebut, hati orang obesitas tertimbun lemak dan dialami 3 juta orang Amerika setiap tahunnya.
Joshua Lambert, seorang profesor ilmu pangan di Penn’s College of Agricultural Sciences, memaparkan bahwa cokelat dianggap sebagai comfort food karena mengandung gula dan lemak tinggi.
Tetapi menurut studi epidemiologi dan intervensi manusia menunjukkan konsumsi cokelat mampu turunkan risiko kardiovaskular. Termasuk penyakit lainnya yang berkaitan dengan jantung, antara lain stroke, jantung koroner, dan diabetes tipe 2.
BACA JUGA:
Studi yang diterbitkan dalam Journal of Nutritional Biochemistry mengungkapkan, dengan menambahkan bubuk kakao dalam makanan, berat badan tikus percobaan lebih rendah 21 persen dibanding mereka yang tidak dicampurkan makanannya dengan bubuk kakao.
Bobot limpa juga lebih rendah ditambah berkurangnya tingkat peradangan. Setelah delapan minggu percobaan tersebut dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa lemak di hati turun 28 persen. Tingkat stres oksidatif menurun 56 perseb dan tingkat kerusakan DNA hari turun drastis 75 persen.
Yang menjadi penting diperhatikan adalah dosis dan penambahan pemanis maupun krim serta susu. Jumlah yang layak dan tetap menyehatkan perlu diperhitungkan dengan tepat.
“Bagi orang-orang yang berhasil menambahkan 10 sendok makan bubuk kakao sehari atau sekitar lima cangkir cokelat panas dalam satu hari,” terang Lambert tentang dosis sehat.
Lambert juga menyarankan untuk mengganti makanan ringan berkalori tinggi dengan kakao rendah gula bahkan lebih baik tanpa gula. Perlu juga dilakukan penambahan aktivitas fisik agar pembakaran lemak serta karbohidrat makanan lebih efisien.
Disamping bermanfaat menurunkan berat badan, bubuk kakao juga mengandung flavanol yang mampu meningkatkan fungsi otak, kardiovaskular, dan fungsi kognitif pada orang dewasa.