JAKARTA - Sebuah studi yang dimuat dalam Environmental Science & Technology memberikan wawasan mendalam sekaligus mengkhawatirkan tentang dampak mikroplastik terhadap kesehatan sistem pencernaan, reproduksi, dan pernapasan.
Dilansir dari laman Health pada Selasa, penelitian ini menemukan adanya potensi hubungan antara paparan mikroplastik melalui udara dan beberapa masalah kesehatan, seperti kanker usus besar, gangguan kesuburan pada pria maupun wanita, serta penurunan fungsi paru-paru yang dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.
“Kami memahami bahwa mikroplastik memiliki dampak pada sistem pencernaan, pernapasan, dan reproduksi,” ungkap Dr. Nicholas Chartres, peneliti senior di Universitas Sydney sekaligus penulis utama studi tersebut, seperti dikutip ANTARA.
Ia menjelaskan bahwa mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara yang dihirup, makanan laut yang dikonsumsi, atau air yang diminum. Setelah masuk, partikel ini dapat memengaruhi saluran pernapasan dan sistem pencernaan.
Meskipun sebagian besar penelitian dilakukan pada hewan, terutama tikus, Chartres menegaskan bahwa hasil tersebut relevan bagi manusia. Alasannya, manusia dan hewan mengalami jenis paparan mikroplastik yang serupa.
Tinjauan berskala besar seperti ini masih tergolong baru, tetapi hasilnya menunjukkan bahwa mikroplastik memiliki dampak kesehatan yang cukup luas. Hal ini ditegaskan oleh Dr. Mary Johnson, seorang peneliti di bidang kesehatan lingkungan di Harvard T.H. Chan School of Public Health.
BACA JUGA:
“Mikroplastik tidak hanya terdiri dari polimer plastik, tetapi juga bahan kimia tambahan yang dapat meningkatkan toksisitasnya,” jelas Johnson. Namun, ia menambahkan bahwa penelitian saat ini masih belum cukup maju untuk memberikan kesimpulan yang pasti terkait tingkat bahaya tersebut.
Mikroplastik sendiri banyak ditemukan dalam produk kosmetik, kemasan, ban, cat, kain sintetis, hingga makanan, minuman, dan udara. Bahkan, mikroplastik juga terdeteksi pada jaringan tubuh manusia.
Johnson menambahkan bahwa salah satu sumber umum mikroplastik di udara adalah asap dari kebakaran hutan. Ketika kebakaran menghancurkan rumah-rumah modern, berbagai material berbasis plastik terbakar dan menyebarkan mikroplastik ke atmosfer.
Dr. Chartres menyarankan beberapa langkah untuk mengurangi paparan mikroplastik. “Melarang penggunaan plastik yang tidak penting adalah salah satu cara. Selain itu, pemerintah perlu menggunakan data dari penelitian ini untuk menciptakan regulasi yang lebih baik,” sarannya.