Bagikan:

JAKARTA - Penyakit batuk rejan, atau dikenal sebagai pertusis, bukan sekadar gangguan kesehatan biasa. Jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius hingga mengakibatkan kematian, terutama pada bayi dan anak-anak di bawah usia dua tahun.

"Pertusis adalah ancaman yang nyata bagi anak-anak. Orang tua harus waspada karena penyakit ini bisa berujung fatal," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni, di Tangerang, Jumat.

Pertusis merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Gejala khasnya meliputi batuk berkepanjangan yang disertai suara tarikan napas tinggi yang khas. Gejala awal lainnya mencakup hidung tersumbat, pilek, bersin, mata merah, dan demam.

Definisi suspek pertusis mencakup seseorang yang mengalami batuk terus-menerus selama minimal dua minggu disertai salah satu gejala berikut: batuk rejan, muntah setelah batuk, atau muntah tanpa penyebab yang jelas.

Jika tidak segera diobati, batuk rejan dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti dehidrasi, kesulitan bernapas, penurunan berat badan, pneumonia, kejang, gangguan ginjal, hingga kekurangan oksigen ke otak.

Untuk mencegah penyakit ini, dr. Dini menyarankan agar masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mematuhi protokol kesehatan, serta memberikan imunisasi DPT-HB-Hib lengkap sesuai jadwal pada bayi dan anak-anak.

"Jika ada anak atau warga yang mengalami batuk dengan karakteristik khas pertusis, segera laporkan ke puskesmas terdekat agar mereka mendapatkan penanganan yang intensif," tambahnya.