JAKARTA - Gejala-gejala dehidrasi terkadang terabaikan saat orang terserang infeksi saluran pernafasan atas seperti batuk dan pilek. Faktanya, dehidrasi inilah yang perlu diwaspadai saat batuk dan pilek karena dampaknya bisa merugikan kesehatan.
Dr Abdul Majid Khan dari Olive Hospital di Hyderabad menjelaskan, berarti berkurangnya cairan tubuh akibat kehilangan cairan yang berlebihan, berkurangnya asupan cairan, atau keduanya.
Semua jenis cairan yang hilang mengandung elektrolit dalam jumlah yang berbeda-beda, sehingga kehilangan cairan selalu disertai dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah tertentu.
"Pada infeksi saluran pernapasan atas, demam itu sendiri menyebabkan dehidrasi karena menyebabkan keringat berlebih dan peningkatan pernapasan. Selanjutnya, karena tubuh mengonsumsi energi untuk melawan infeksi, peningkatan kebutuhan energi dapat menyebabkan defisit energi," kata Dr. Khan.
Ia menyampaikan, sakit tenggorokan yang merupakan gejala awal umum infeksi saluran pernafasan atas dapat mengganggu asupan cairan yang selanjutnya menyebabkan dehidrasi.
"Defisit tersebut semakin parah karena asupan makanan dan cairan yang tidak memadai secara kumulatif menyebabkan defisit energi, elektrolit cairan," katanya.
Menurut dia, defisit cairan, elektrolit, dan energi semasa infeksi virus dan infeksi saluran pernafasan atas dapat menyebabkan nyeri otot, kram otot, dan kelemahan otot.
"Selain itu, dehidrasi dapat menyebabkan penebalan sekresi yang membuatnya menjadi sulit dikeluarkan dari paru-paru," katanya.
Ia menambahkan, dehidrasi juga dapat berdampak negatif pada gejala sakit pernapasan seperti batuk, mengganggu kekebalan tubuh, menunda pemulihan, dan meningkatkan kemungkinan infeksi berulang.
Menurut Dr. Khan, pemberian suplemen elektrolit dan energi kepada pasien dengan infeksi saluran pernapasan atas dapat membantu meningkatkan kecepatan pemulihan pasien.
BACA JUGA:
American Society of Parenteral and Enteral Nutrition (APSEN) merekomendasikan minum 60-120 ml cairan bening yang mengandung elektrolit dan kalori setiap 15 menit untuk mengencerkan sekresi pernapasan selama sakit.
Dr. Khan mengatakan mengonsumsi elektrolit bersama air dapat membantu meredakan nyeri otot dan kram selama infeksi. Menurut dia, selama mengalami infeksi asupan karbohidrat juga harus dijaga guna mencegah pemecahan protein otot untuk menghasilkan energi.
Dalam kondisi seperti demam, mengonsumsi minuman yang mengandung elektrolit dan energi dapat membantu dalam proses pemulihan.
Dr. Khan mengemukakan perlunya pengembalian cairan elektrolit dan defisit energi dengan format yang tepat agar pasien dapat pulih lebih cepat.
"Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika mengalami demam tinggi, batuk, nyeri otot yang terus-menerus, atau gejala dehidrasi seperti lidah kering, urine berwarna gelap," katanya.