Bagikan:

YOGYAKARTA – Banyak di antara yang belum mengenal phthalates, ini adalah sekolompok bahan kimia sintesis yang digunakan untuk membuat plastik, mainan anak, dan wadah makanan.  Selain itu, phthalates juga dapat ditemukan pada sabun, sampo, cat kuku, parfum, detergen, produk perawatan kulit, dan hair spray.

Lantas, apa itu phthalates? Apa risiko menggunakan produk yang mengandung phthalates? Simak informasi selengkapnya berikut ini.

Mengenal Phthalates

Phthalates merupakan kelompok bahan kimia yang disentesis dari asam ftalat. Beberapa bahan kimia yang masuk dalam kelompok tersebut yakni diethyl phthalate (DEP), dimethyl phthalate (DMP), dan dibutyl phthalate (DBP).

Dikutip dari laman Food and Drug Administration (FDA), ftalat adalah senyawa kimia yang dikembangkan pada abad terakhir. Beberapa bahan kimia yang disentesis dari asam ftalat digunakan dalam berbagai produk kosmetik dan produk perawatan pribadi.

Akan tetapi, cairan berminyak yang tidak berwarna dan tidak berbau ini umumnya digunakan sebagai plasticizer.

Flatat tidak mudah menguap dan tidak terikat secara permanen pada permukaan plastik tempat flatat diaplikasikan.

Ftalat juga berfungsi sebagai pelarut dan penstabil dalam parfum dan sediaan pewangi lainnya. Kosmestik yang mungkin mengandung ftalat meliputi cat kuku, semprotan rambut, lotion aftershave, pembersih, dan sampo.

Risiko Menggunakan Produk yang Mengandung Phthalates

Sejumlah riset menunjukkan bahwa kelompok bahan kimia yang disentesis dari ftalat dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini adalah berbagai macam risiko kesehatan yang berpotensi muncul setelah menggunakan produk yang menggunakan phthalates:

  1. Gangguan kesuburan

Menurut penelitian yang dilakukan para ahli dari Massachusetts General Hospital, paparan phthalates dapat mengganggu keseburuan.

Studi ini melibatkan 231 wanita yang mengikuti program bayi tabung antara 2004 hingga 2012. Para peneliti melacak apakah ada paparan phthalates dengan mengumpulkan sampel urine dari para partisan.

Rupanya, semua partisan tersebut telah terpapar phthalates. Urine yang mengandung paling banyak bahan kimia tersebut dua kali lipat lebih rentan mengalami kegagalan program bayi tabung.

Meski begitu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengatahui hubungan phthalates dengan gangguan infertilitas.

  1. Ganggan motorik

Penelitian lain menunjukkan bahwa ibu hamil yang terpapar phthalates cenderung melahirkan anak yang memiliki masalah pada pertumbuhan dan perkembangan otak. Biasanya, hal ini akan terlihat paada keterlambatan perkembangan keterampilan motorik saat berbicara.

  1. Gangguan sistem endokrin

Paparan ftalat juga berpotensi mengganggu kerja sistem endokrin. Sistem endokrim sendiri merupakan jaringan kelenjar dan organ memiliki peran penting dalam mengatur fungsi tubuh, seperti pertumbuhan sel, metabolisme, tumbuh kembang tubuh, dan proses reproduksi.

Pada janin, paparan kadar phthalates yang terlalu tinggi dalam darah ibu hamil dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan pada organ reproduksi dan kelamin.

Sedangkan phthalates yang masuk dalam tubuh anak bisa memicu pubertas dini, gangguan metabolisme, gangguan pertimbuhan, serta meningkatkan risiko terjadinya alergi.

Cara Menghindari Paparan Phthalates

Phthalates sangat sulit untuk dihindari, sebab ada banyak produk yang menggunakan kelompok bahan kimia ini dalam proses pembuatannya.

Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menghindari paparan phthalates, di antaranya:

  • Membatasi penggunaan plastic untuk makanan dan minuman
  • Membatasi membeli makanan yang dikemas menggunakan plastik.
  • Hindari memanaskan makanan atau minuman menggunakan plastik.
  • Menggunakan produk perawatan kulit yang tidak mengandung pewangi.
  • Menggunakan botol susu, teether, atau mainan bayi yang berlabel bebas

Demikian ulasan tentang phthalates. Semoga informasi di atas bisa membuat Anda lebih mengenal phthalates dan dampaknya terhadap kesehatan. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.