JAKARTA - Kita semua tahu bahwa banyak orang membawa ponsel mereka ke kamar mandi. Sebenarnya Anda berada di toilet hanya memakan waktu 3-5 menit. Namun, bisa berubah menjadi 15 menit, karena harus membaca, bermain media sosial maupun game.
Meskipun terlihat seperti cara yang tidak berbahaya untuk menghabiskan waktu ketika sedang buang air besar, para ahli memperingatkan bahwa kebiasaan duduk terlalu lama di toilet berdampak pada kesehatan.
Dokter atau ahli bedah kolorektal dari University of Texas Southwestern Medical Center di Dallas, Dr. Lai Xue mengatakan kebiasaan duduk terlalu lama di toilet berkaitan dengan risiko wasir dan melemahnya otot-otot panggul.
"Ketika pasien datang kepada saya dengan keluhan, salah satu area yang harus kami periksa lebih dalam adalah waktu yang mereka habiskan di toilet," ujar Dr. Xue, dikutip VOI dari laman CNN pada Jumat, 15 November 2024.
Menurut Dr. Farah Monzur, seorang profesor kedokteran dan direktur Pusat Penyakit Radang Usus di Stony Brook Medicine, Long Island, New York, seseorang seharusnya menghabiskan waktu rata-rata 5 hingga 10 menit di toilet.
BACA JUGA:
Mengapa lama duduk di toilet menjadi masalah?
Gravitasi memaksa tubuh bekerja keras untuk memompa darah kembali ke jantung, terutama ketika kita duduk di toilet. Ketika duduk di kursi toilet yang berbentuk oval terbuka, bokong akan tertekan.
Hal ini membuat posisi rektum lebih rendah dibandingkan jika kita duduk di kursi biasa. Dengan adanya tarikan gravitasi, tekanan ini mengganggu sirkulasi darah, khususnya di area sekitar anus.
"Ini menjadi nilai satu arah, di mana darah masuk, tapi darah tidak bisa kembali dengan mudah," tutur De. Xie.
Akibatnya, pembuluh darah di sekitar anus dan rektum bagian bawah bisa membesar dan terisi darah lebih banyak. Hal ini meningkatkan risiko terkena ambeien.
Strain atau tekanan yang berlebihan juga dapat memperburuk masalah ini. Ketika seseorang duduk lama di toilet sambil menggulir ponsel atau membaca, mereka bisa kehilangan jejak waktu, kemudian memaksakan diri untuk buang air besar.
"Sekarang, kami melihat peningkatan jumlah orang yang menghabiskan waktu lebih lama di toilet, dan ini sangat tidak sehat bagi organ anorektal dan dasar panggul," kata Dr. Xue.
Selain melemahnya otot anus dan memaksakan diri, kebiasaan duduk terlalu lama di toilet juga dapat meningkatkan risiko prolaps rektum. Prolaps rektum terjadi ketika rektum, bagian dari usus besar, tergelincir ke bawah dan menonjol keluar dari anus.
Otot panggul, yang berfungsi membantu proses buang air besar dengan mengatur pergerakan usus, juga bisa melemah karena tekanan gravitasi saat duduk terlalu lama.
"Otot-otot ini bekerja sama dengan bagian tubuh lainnya untuk memastikan proses pembuangan berlangsung lancar," jelas Dr. Xue.
Duduk terlalu lama akan memberikan tekanan yang berlebihan pada otot panggul, membuatnya lebih lemah seiring waktu.
Dr. Lance Uradomo, seorang ahli gastroenterologi intervensional dari City of Hope Orange County, California, menyarankan untuk tidak membawa ponsel, majalah, atau buku ke kamar mandi.
"Jangan pergi ke toilet dengan mindset bahwa Anda akan berada di sana lama. Karena itu, Anda akan merasa perlu membawa sesuatu untuk mengalihkan perhatian. Buatlah duduk di toilet menjadi sesederhana," kata Dr. Monzur.
Jika Anda kesulitan buang air besar, Dr. Xue menyarankan agar berhenti setelah 10 menit. Alihkan perhatian dengan berjalan-jalan sebentar, karena gerakan tubuh bisa merangsang otot usus untuk membantu proses pembuangan.
Selain itu, pastikan tubuh cukup terhidrasi dan konsumsi makanan kaya serat, seperti oatmeal dan kacang-kacangan, untuk membantu melancarkan pembuangan dan menghindari ketegangan.
National Academy of Medicine merekomendasikan konsumsi air sebanyak 2,7 hingga 3,7 liter per hari. Sementara itu, Departemen Pertanian AS merekomendasikan konsumsi serat sekitar 14 gram untuk setiap 1.000 kalori makanan yang dikonsumsi. Serat dan air membantu melunakkan tinja, yang membuatnya lebih mudah untuk dikeluarkan.