Bagikan:

JAKARTA - Hari ini, Kamis, 14 November 2024, diperingati Hari Diabetes Sedunia atau World Diabetes Day, dengan tema Diabetes and Well-Being atau Diabetes dan Kesejahteraan.

Melansir laman World Health Organization (WHO), Hari Diabetes Sedunia memberikan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran tentang diabetes sebagai masalah kesehatan masyarakat global yang kritis. Ini merupakan masalah global yang harus diperangi bersama, termasuk di Indonesia.

Pada 2021, Indonesia berada dalam peringkat kelima dunia negara dengan penderita diabetes terbanyak. Pada 2023, Kementerian Kesehatan RI mencatat pravelensu diabetes melitus penduduk usia di atas 15 tahun sebesar 11,7 persen, naik dari tahun sebelumnya 10,9 persen.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Travel Health Expert Eka Hospital BSD, dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD, MM, MARS, Dip.TH, Dip.SN, DCD, FRSPH, mengatakan bahwa meningkatkan pasien diabetes di Indonesia dari tahun ke tahun dipengaruhi dua faktor. Mulai gaya hidup yang tidak sehat, hingga peningkatan kesadaran masyarakat untuk melakukan pengecekan kesehatan.

“Ada dua fenomena, yang pertama lifestyle ya. Pola makan yang cenderung instan, orang juga malas gerak ya, apa-apa sekarang di kota besar terutama. Jadi banyakan duduk, aktivitas kurang,” kata Dokter Rudy Kurniawan saat ditemui di kawasan Serpong, Tangerang, pada Selasa, 12 November 2024.

“Yang kedua karena proses diagnostik yang lebih baik. Dulu orang-orang nggak ada keluhan, nggak akan ngecek. Kalau sekarang orang lebih aware, jadi bisa ketahuan lebih awal, jadi seolah-seolah jumlahnya lebih banyak,” tambahnya.

Dokter Rudy menyampaikan bahwa jumlah pasien diabetes berusia muda, 20 tahunan awal juga semakin meningkat. Mereka menderita diabetes tipe dua tahap awal, yang dipengaruhi oleh gaya hidup dan genetik.

“Dari yang Gen Z lumayan. Sekarang banyak juga itu yang ketahuan umur 20 awal diabetes. Biasanya umur muda biasanya tipe satu, tapi saat kita cek dia diabetes tipe dua yang tahap awal. Itu faktor gaya hidup dan genetik,” tuturnya.

Oleh karena itu, tindakan pencegahan terhadap diabetes harus dilakukan sejak dini. Diabetes merupakan penyakit kronis yang berkaitan dengan kadar gula darah, yang pada tahap awal biasanya penderita tidak merasakan gejala yang berarti.

Dengan demikian, penting kesadaran masyarakat untuk melakukan pengecekan gula darah secara rutin setiap tahunnya. Dokter Rudy mengatakan pengecekan gula darah dapat dilakukan dengan mudah dan penting untuk mengetahui kondisi tubuh hingga risiko menjadi pengidap diabetes atau tidak, agar pencegahan atau pengobatan bisa dilakukan sejak awal.

“Gejala awal diabetes itu nggak ada, jadi harus cek. Minimal di usia 40 itu harus cek (gula darah) at least 2 tahun sekali. Tapi menurut saya dan beberapa rekomendasi lokal dan Asia menganjurkan bahwa setelah usia 20 itu minimal kita ngeceklah satu kali dalam tiga tahun. Pemeriksaan gula darah itu juga gampang kok, jadi bisa ketahuan kondisinya,” pungkas Dokter Rudy Kurniawan.