JAKARTA - Tuberkulosis paru (TB paru) masih menjadi masalah kesehatan yang serius di banyak negara, termasuk Indonesia. Gaya hidup modern dan kondisi lingkungan saat ini, seperti kepadatan perkotaan, polusi udara, dan penurunan kualitas kesehatan mental, telah berperan dalam meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular ini.
Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang organ paru-paru dan dapat menular melalui udara.
Mengingat tingkat penularannya yang cukup tinggi menjadikan deteksi dini gejala TB paru penting untuk mencegah penyebaran dan memulai pengobatan sesegera mungkin.
"Penularannya terjadi melalui droplet atau partikel kecil di udara yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk atau bersin," jelas dokter spesialis paru & pernapasan dari RS Eka Hospital Bekasi, dr. Buti Ariani Arnur, SpP saat media gatheringnya di Bekasi, baru-baru ini.
Orang yang terpapar bakteri TB memang tidak akan langsung terkena penyakitnya, tapi orang dengan daya tahan tubuh yang rendah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit TB Paru. Maka dari itu, orang yang dicurigai menderita TB perlu mewaspadai beberapa gejalanya.
Gejala TB Paru
Ada beberapa gejala TB paru yang perlu diwaspadai, berikut ulasan selengkapnya.
1. Batuk berkepanjangan yang berlangsung lebih dari dua minggu dan sulit mereda adalah salah satu tanda utama TB paru. Batuk ini biasanya berdahak, dan dalam beberapa kasus, bisa disertai darah. Jika Anda mengalami batuk berkepanjangan yang tidak kunjung sembuh, sebaiknya segera periksa ke dokter.
2. Penurunan berat badan, TB paru sering kali mengalami penurunan berat badan yang drastis. Hal ini disebabkan oleh penurunan nafsu makan serta tingginya energi tubuh yang dibutuhkan untuk melawan infeksi.
3. Demam berkepanjangan yang terus-menerus, terutama pada sore hingga malam hari, adalah gejala umum TB paru. Demam ini biasanya tidak terlalu tinggi, namun terjadi dalam jangka waktu lama.
4. Keringat malam juga menjadi gejala khas lainnya adalah berkeringat berlebihan di malam hari meskipun suhu tidak panas. Kondisi ini sering muncul bersamaan dengan demam ringan yang berlangsung lama.
5. Penderita TB paru kerap merasa kelelahan tanpa sebab jelas, bahkan meskipun tidak melakukan aktivitas fisik yang berat. Tubuh yang terus berupaya melawan infeksi dalam jangka panjang sering kali menyebabkan rasa lelah ini.
"Semakin dini TB paru terdeteksi, semakin cepat pula pengobatannya dapat dimulai. TB paru yang terlambat ditangani dapat menyebar ke organ-organ lain, seperti tulang, otak, atau ginjal, sehingga menimbulkan komplikasi yang lebih berat," ujarnya.
BACA JUGA:
Cara mencegah TB paru
Pemberian Vaksin BCG pada Bayi Vaksinasi Bacillus Calmette-Guerin (BCG) efektif dalam memberikan perlindungan terhadap TB pada bayi dan sangat dianjurkan untuk diberikan sejak dini.
Menjaga Kebersihan dan Ventilasi Rumah Kebersihan lingkungan serta sirkulasi udara yang baik adalah faktor penting untuk mencegah penyebaran bakteri TB. Hindari ruangan tertutup yang kurang ventilasi, terutama di lingkungan padat penduduk.
Pemeriksaan Rutin bagi Keluarga dengan Riwayat TB Jika ada anggota keluarga yang terdiagnosis TB, disarankan agar seluruh anggota keluarga lainnya menjalani pemeriksaan guna mendeteksi infeksi secara dini.
Konsistensi dalam Pengobatan Pengobatan TB paru umumnya memakan waktu sekitar enam bulan. Sangat penting bagi pasien untuk menyelesaikan pengobatan hingga tuntas meskipun gejalanya telah membaik untuk mencegah resistensi obat.
Pengobatan TB Paru
Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan mengonsumsi obat antituberkulosis dalam jangka waktu tertentu dan memerlukan pengawasan tenaga medis.
Jika Anda atau orang di sekitar mengalami gejala yang mirip dengan TB paru, segera konsultasikan dengan dokter. Kedisiplinan dalam menjalani pengobatan sangat penting untuk mencegah resistensi obat yang bisa memperparah kondisi pasien.
"Deteksi dini hingga pengobatan TB paru membutuhkan konsistensi dan kesabaran, karena dalam pengobatannya harus minum obat sampai 6 hingga 9 bulan agar benar-benar sembuh," pungkasnya.