YOGYAKARTA - Pernikahan sesama jenis kini semakin mendapatkan pengakuan di berbagai belahan dunia, terlebih setelah munculnya "lavender marriage". Mendapat banyak kecaman, apa itu lavender marriage?
Fenomena ini ternyata melibatkan pernikahan antara orang-orang dengan orientasi seksual yang berbeda atau sama namun disembunyikan. Melalui artikel ini, mari mengungkap kompleksitas identitas dan tekanan sosial yang dihadapi oleh komunitas LGBTQ.
Apa itu lavender marriage?
Dilansir dari laman Indian Today, Pernikahan lavender mengacu pada ikatan pernikahan antara orang heteroseksual dan homoseksual. Menariknya, pernikahan ini seringkali untuk menyembunyikan orientasi seksual yang terakhir.
Secara historis, pernikahan lavender berfungsi sebagai sarana untuk melindungi individu dari penganiayaan sosial, konsekuensi hukum, atau kesulitan pribadi karena orientasi seksual mereka.
Kemudian terkait dengan istilah 'lavender' merupakan perwakilan terhadap warna yang secara tradisional dikaitkan dengan komunitas LGBTQ+.
Baca juga artikel yang membahas Berapa Lama Waktu Ideal Mempersiapkan Pernikahan? Rencanakan secara Matang
Perspektif dan Tantangan Kontemporer
Dalam lanskap sosial masa kini, prevalensi pernikahan lavender telah menurun secara signifikan. Kemajuan hukum, pergeseran budaya, dan visibilitas LGBTQ+ yang lebih besar telah memungkinkan individu untuk hidup lebih terbuka dan otentik tanpa perlu penyamaran melalui fasad heteroseksual.
Namun, meskipun demikian, pernikahan lavender masih terjadi di beberapa bagian dunia di mana hak-hak LGBTQ+ tidak sepenuhnya diakui atau dilindungi. Dalam kasus ini, individu akan memilih pernikahan seperti itu untuk menghindari diskriminasi, mempertahankan hubungan keluarga, atau mematuhi harapan masyarakat.
Selain itu, keputusan untuk melakukan pernikahan lavender dapat memiliki konsekuensi pribadi dan sosial yang mendalam. Meskipun dapat menawarkan kelegaan sementara dari tekanan eksternal, hal itu seringkali terjadi dengan mengorbankan identitas pribadi dan kesejahteraan emosional.
Orang yang melakukan pernikahan lavender juga dapat mengalami konflik internal, penekanan identitas, dan hubungan interpersonal yang tegang.
Awal Mula Tren Pernikahan Lavender Berkembang
Tren pernikahan lavender merebak pertama kali di Amerika selama masa keemasan film Hollywood lawas. History.com mencatat bahwa studio produksi yang kuat pada saat itu, seperti MGM, seringkali menekan para bintang mereka untuk segera menikah untuk menghindari rumor skandal.
Sebagian besar studio bahkan memiliki "klausul moralitas" dalam kontrak mereka yang dibuat untuk menghindari berbagai rumor skandal dengan cara apapun. "Klausul tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Universal Film Company dengan mengizinkan perusahaan untuk menghentikan gaji aktor 'jika mereka kehilangan rasa hormat dari publik'.
Di bawah tekanan studio film yang ketat, banyak bintang film diduga menjalani pernikahan lavender, dan kebanyakan dari pernikahan ini tidak berakhir bahagia.
Contoh terkenal adalah pernikahan enam tahun antara Judy Garland dan Vincente Minnelli, yang masih menjadi spekulasi hingga saat ini.
Garland bertemu Minnelli di usia muda, 23 tahun, di lokasi syuting film "Meet Me In St. Louis" yang disutradarai Minnelli yang saat itu berusia 41 tahun.
Sebelum karier Hollywood-nya menanjak, Minnelli hidup terbuka sebagai pria gay di New York. Namun, tekanan dari "klausul moralitas" di Hollywood memaksanya untuk kembali bersembunyi dalam pernikahan.
Penting untuk dipahami bahwa seiring ketenaran Minnelli, kehidupan pribadinya menjadi sangat terekspos, seperti yang umumnya terjadi pada selebriti. Pasalnya, menjadi penyuka sesama jenis pada saat itu tidak akan diterima dengan baik oleh publik.
Jadi, untuk mempertahankan pekerjaannyal, Judy Garland dan Vincente Minnell menikah dan bahkan memiliki seorang anak. Putri mereka adalah bintang film dan panggung terkenal, Liza Minelli.
Selain Apa itu lavender marriage, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!