YOGYKARTA - Zaman praaksara merupakan periode yang menarik bagi para arkeolog dan antropolog. Menariknya masyarakat praaksara, dari kehidupan dan corak hidup menyimpan sejarah peradaban manusia yang berpengaruh bagi kehidupan modern.
Melalui studi mendalam terhadap artefak, situs purbakala, dan sisa-sisa manusia purba, para ahli berusaha untuk merekonstruksi kehidupan masyarakat praaksara. Artikel ini akan membahas berbagai temuan tentang kehidupan dan corak hidup masyarakat praaksara.
Masyarakat Praaksara, dari Kehidupan dan Corak Hidup
Dilansir dari laman History, awal mula bumi dapat ditelusuri hingga 4,5 miliar tahun yang lalu, tetapi evolusi manusia hanya merupakan bagian kecil dari sejarahnya. Periode Prasejarah kira-kira dimulai dari 2,5 juta tahun yang lalu hingga 1.200 SM.
Periode prasejarah, umumnya dibagi menjadi tiga periode arkeologi: Zaman Batu, Zaman Perunggu, dan Zaman Besi. Zaman Batu sendiri terbagi menjadi tiga periode utama yaitu Paleolitikum, Mesolitikum, dan Neolitikum.
Pada zaman batu, dikenal dengan perkembangan penggunaan alat-alat oleh nenek moyang manusia dan perubahan bertahap dari budaya berburu dan mengumpulkan menjadi bertani dan memproduksi makanan.
Selama periode ini, manusia awal hidup berdampingan dengan beberapa kerabat hominin yang kini telah punah, berikut penjelasannya:
1. Paleolitikum
Pada periode Paleolitikum, manusia tinggal di gua atau gubuk sederhana dan menjalani kehidupan sebagai pemburu-pengumpul. Mereka memanfaatkan alat-alat dasar yang terbuat dari batu dan tulang, contohnya seperti kapak batu kasar untuk berburu hewan liar.
Sebelum melanjutkan, baca juga artikel yang membahas: Peneliti Sebut Viking Lintasi Atlantik 1.000 Tahun Lalu, 471 Tahun Sebelum Pelayaran Pertama Columbus
Makanan manusia di masa ini di antaranya termasuk mamut berbulu, rusa, dan bison, yang semuanya sudah dimasak menggunakan api. Selain berburu, mereka juga memancing dan mengumpulkan buah beri, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
Selain itu, manusia pada periode Paleolitikum adalah yang pertama kali menciptakan seni. Mereka menggunakan kombinasi mineral, oker, tepung tulang (yang dibakar), dan arang untuk membuat ukiran manusia, hewan, serta simbol-simbol.
Manusia di masa ini juga sudah menghasilkan patung-patung kecil yang terbuat dari batu, tanah liat, tulang, dan tanduk. Akhir dari periode ini menandai berakhirnya Zaman Es terakhir, yang menyebabkan kepunahan banyak mamalia besar.
Selain itu, naiknya permukaan laut dan perubahan iklim juga mendorong manusia untuk bermigrasi.
2. Zaman Mesolitikum
Kemudian pada periode Mesolitikum, manusia mulai menggunakan alat-alat batu yang lebih kecil dan dipoles. Alat-alat tersebut sudah dilengkapi dengan aksesoris yang dipasang pada tanduk, tulang, atau kayu untuk digunakan sebagai tombak dan panah.
Selama masa ini, orang-orang cenderung hidup secara nomaden dengan cara mendirikan perkemahan di dekat sungai dan sumber air lainnya. Pertanian juga sudah mulai diperkenalkan, yang kemudian mendorong pembentukan permukiman yang lebih permanen di desa-desa.
BACA JUGA:
3. Zaman Neolitikum
Selama periode Neolitikum, manusia purba telah beralih dari kehidupan sebagai pemburu-pengumpul menuju pertanian dan produksi makanan. Mereka mulai menjinakkan hewan dan menanam biji-bijian.
Penggunaan alat-alat yang lebih canggih, seperti kapak tangan yang dipoles dan adzes untuk membajak serta mengolah tanah, di zaman ini menjadi lebih umum.
Selain itu, manusia sudah mulai menetap di dataran rendah, dan kemajuan pun dicapai tidak hanya dalam pembuatan alat tetapi juga dalam bidang pertanian, konstruksi rumah, serta seni seperti tembikar, menjahit, dan menenun.
Selain mengenal masyarakat praaksara, dari kehidupan dan corak hidup, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!