4 Cara Sederhana Merefleksikan Kembali Makna Hidup Anda
Ilustrasi (Vidar Nordli-Mathisen/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Setiap orang pernah melakukan kesalahan dalam hidup. Baik saat salah mengambil keputusan, gagal meraih mimpi, hingga keinginan yang belum terwujud. Dalam budaya barat, masyarakat dituntut untuk mengamalkan pegangan hidup bekerja keras untuk mendapatkan segalanya..

Padahal, kesuksesan hidup tak selamanya dapat diukur dengan kerja keras. Memaksa diri bekerja terlalu keras justru membuat Anda lupa menikmati hidup hingga akhirnya dilanda perasaan kosong.

Alih-alih meratapi kehampaan, Anda bisa memanfaatkannya dengan mencari tahu makna hidup. Mulailah memaknai hidup Anda sebagaimana adanya. Datangilah tempat-tempat berarti yang bisa Anda ambil maknanya. Mulailah melihat bahwa bahkan kehidupan yang menyakitkan, penuh kehilangan, dan kekecewaan, juga bisa menjadi kehidupan layak untuk dijalani.

Melansir Psychology Today, Selasa, 11 Januari, berikut empat faktor yang perlu dipertimbangkan saat merekonstruksi tujuan hidup Anda.

Apakah Anda memiliki apa yang dibutuhkan dalam hidup?

Apakah Anda memiliki cukup makanan untuk dimakan setiap hari dan air bersih untuk diminum? Apakah Anda memiliki tempat tinggal, meskipun tempat itu tidak sempurna? Apakah Anda merasa aman? Apakah organ vital Anda utuh dan masih berfungsi?

Bagi seseorang yang telah hidup berkecukupan, hal-hal ini mungkin tampak kasar daripada bermakna. Tapi coba lihat, banyak orang tidak dapat menjawab ya untuk semua atau bahkan salah satu dari pertanyaan itu. Saat mempertimbangkan apakah Anda menjalani kehidupan yang baik, jangan lupakan fakta bahwa Anda telah memiliki apa yang dibutuhkan.

Keberhasilan mempertahankan kehidupan setiap hari melalui makan, tidur, dan berusaha untuk tetap sehat merupakan sebuah karunia yang patut disyukuri.

Bagi siapa Anda berarti?

Kita hanya bisa benar-benar mengetahui kehidupan sendiri dari dalam. Namun terkadang, saat hidup terasa hampa, ada baiknya Anda mencoba melihat diri Anda dari luar. Renungkan orang-orang yang penting bagi Anda, orang-orang yang akan terkena dampak jika Anda memilih untuk menghilang.

Jika Anda memiliki satu orang yang mencintai dan mengenal Anda secara mendalam, maka hidup terlalu sia-sia untuk diabaikan. Sebaliknya, pertimbangkan orang-orang yang mengenal dan menghargai Anda dengan cara-cara kecil. Bahkan jika Anda merasa tidak terhubung secara mendalam dengan orang-orang dalam hidup, ini bukan berarti keberadaan Anda tidak berarti bagi orang lain. Kesepian bukan berarti Anda sendirian.

Untuk siapa Anda bertanggung jawab?

Banyak orang merasa bosan dan lelah menjalani hidup sebagai orang dewasa. Apalagi, jika impian hidup dewasa saat masih kecil berbeda dengan kenyataan saat benar-benar sudah dewasa. 

Intinya, coba terima saja dulu kenyataan yang ada. Memang, hidup bisa sangat menyenangkan, tapi hidup juga bisa keras dan membosankan. Beri arti pada seluruh aktivitas Anda sehari-hari dan coba renungkan, apakah hal membosankan yang dilakukan bermanfaat bagi orang lain, secara langsung atau tidak langsung? Kehidupan siapa yang Anda rawat dan perkaya melalui kerja keras Anda?

Cukup ingat bahwa keberadaan Anda, meski dengan cara kecil dan tidak sempurna, ternyata bisa meningkatkan dan memudahkan kehidupan orang lain.

Faktor-faktor apa yang di luar kendali Anda?

Anda tentu mengharapkan untuk tumbuh, keluar, dan membuat kehidupan semakin membaik. Ini merupakan cara sempurna dalam memaknai hidup. Tapi, nyatanya hidup tidak sesempurna yang dibayangkan.

Renungkan semua saat-saat mengecewakan yang pernah Anda alami. Apakah pilihan Anda untuk menyerah pada mimpi hanyalah kegagalan pribadi? Atau apakah itu respons yang masuk akal terhadap serangkaian keadaan di luar kendali?

Penyakit, krisis keuangan, hingga bencana alam dapat menghalangi impian hidup. Alih-alih melabeli hidup sebagai kegagalan, cobalah untuk lebih lembut terhadap diri sendiri. Ingatlah bahwa Anda telah melakukan yang terbaik untuk menjaga diri tetap hidup, memiliki orang yang menyukai Anda, dan menjadi orang yang bertanggung jawab. 

Meski Anda belum membangun kehidupan yang sempurna, tapi ingatlah bahwa Anda telah membangun kehidupan. Dan bahkan kehidupan yang tidak sempurna yang penuh dengan penderitaan juga bisa menjadi kehidupan hebat penuh makna.