Menurut Studi, Cuma Perlu Mengapresiasi Pengalaman Biar Hidup Lebih Bermakna
Ilustrasi mengapresiasi pengalaman agar hidup lebih bermakna (Unsplash/Mateus Campos Felipe)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Sepanjang perjalanan hidup, makna tak pernah henti dicari. Bahkan tak jarang merasa tersesat dan hidup terasa berjalan mekanis tak terasa utuh. Ternyata, banyak ahli berusaha menjawab tanda tanya besar ini dalam hidup. Pandangan yang baru menemukan bahwa kehidupan yang bermakna fokus pada tiga aspek utama, yaitu rasa koherensi, tujuan, dan materi.

Ketiga aspek tersebut menunjukkan bahwa setiap orang ingin hidup lebih masuk akal dan merasa bahwa setiap pengalaman saling terhubung sehingga membangun makna. Rasa koherensi ditandai ketika merasa bahwa hidup bersama dalam cara yang dapat dimengerti. Sedangkan tujuan akan mendorong motivasi kehidupan. Lalu materi, penting dalam menambah nilai kehidupan.

Aspek tersebut, secara eksplisit ditandai dengan pengalaman di masa lalu, tujuan masa depan, dan relasi dengan orang lain. Menurut studi yang dilakukan Jinhyung Kim dilansir Psychology Today, Rabu, 6 Juli, ada aspek yang mendasar lain dari kehidupan yang memunculkan makna, yaitu menghargai pengalaman seseorang.

Menurut penelitian tersebut, menghargai pengalaman seseorang dan keindahan hidup, sesederhana berjemur di bawah matahari ketika hawa dingin menusuk atau mendengarkan musik di tengah konser, hingga tertawa melihat adegan komedi dalam film, menjadi penanda bahwa hidup terasa bermakna. Temuan lain dari penelitian tersebut, menghargai pengalaman sendiri juga merupakan aspek penting dalam makna kehidupan.

Apresiasi pengalaman hidup bisa diungkapkan dengan kalimat sederhana. Misalnya ‘saya menghargai hal-hal kecil dalam hidup’, ‘saya sangat tertarik dengan aktivitas sehari-hari’, hingga ‘saya cenderung menemukan diri saya ketika terlibat percakapan dengan orang lain’.

Lebih mengejutkan lagi dari penelitian ini, kadang kita memiliki kontrol lebih besar tetapi tidak dapat membuat berubahan besar. Bahkan tak menemukan hidup lebih bermakna dengan cara tersebut. Berbeda ketika kita berbagi dan berbicara dengan orang lain. Saran Amie M. Gordon, Ph.D., sosial psikologis, cobalah untuk mengangkat kepala dari gawai dan meluangkan waktu sejenak untuk menghargai dunia di sekitar kita. Kita bisa tarik napas dan merasa bersyukur hanya karena masih hidup. Tambah Amie lagi, dengan hanya menghargai keindahan intrinsik saat ini, kita bisa merasakan makna hidup.