Bagikan:

YOGYAKARTA - Terisolasi dari hiruk pikuk dunia luar, adat istiadat Suku Badui atau Baduy yang sarat akan aturan dan pantangan, menjadi benteng kokoh dalam menjaga kelestarian alam dan nilai-nilai luhur.

Mulai dari bercocok tanam hingga berinteraksi dengan orang luar, artikel ini akan mengupas tuntas mengenai adat Suku Baduy, mulai hunian, kepercayaan, hingga praktik sehari-hari.

Mengenal Adat Istiadat Suku Baduy

Dilansir dari Jurnal Sitakara, berikut ini beberapa ciri khas Suku Baduy yang menarik untuk dikaji:

  • Rumah Adat Suku Baduy Tanpa Paku

Rumah adat Suku Baduy merupakan salah satu warisan budaya yang sarat makna. Dibangun dengan mengandalkan bahan-bahan alami seperti kayu dan bambu, rumah panggung ini menjadi ciri khas hunian masyarakat Baduy.

Uniknya, dalam konstruksi rumah adat ini, masyarakat Baduy sengaja menghindari penggunaan paku. Sebagai gantinya, mereka memanfaatkan tali dari kulit atau akar pohon untuk mengikat bagian-bagian rumah.

Filosofi di balik larangan penggunaan paku ini sangat menarik. Masyarakat Baduy percaya bahwa alam menyediakan segala kebutuhan manusia, termasuk bahan untuk membangun rumah.

Penggunaan paku yang terbuat dari besi dianggap sebagai bentuk intervensi terhadap alam yang berlebihan. Selain itu, penggunaan tali dari bahan alami juga membuat rumah adat Baduy lebih kuat dan tahan lama.

Baca juga artikel yang membahas Hukum Adat Menurut Para Ahli, Berlakukah di Indonesia?

  • Pakaian Adat Hitam dan Putih

Selain rumah adat yang unik, salah satu ciri khas Suku Baduy adalah pakaian tradisional mereka yang sarat makna. Masyarakat Baduy mengenal dua kelompok besar, yakni Baduy Dalam dan Baduy Luar, yang masing-masing memiliki ciri khas pakaiannya.

Baduy Dalam, yang lebih dekat dengan alam dan tradisi leluhur, umumnya mengenakan pakaian berwarna putih polos. Warna putih bagi mereka melambangkan kesucian, kejujuran, dan kehidupan yang sakral.

Masyarakat Baduy percaya bahwa pakaian putih menjaga mereka dari pengaruh dunia luar yang dianggap dapat mengotori jiwa.

Sementara itu, Baduy Luar, yang sedikit lebih terbuka dengan dunia luar, mengenakan pakaian berwarna hitam atau biru tua dengan motif batik khas Baduy.

Warna hitam bagi mereka melambangkan kegelapan atau masa lalu, namun juga mengandung makna kekuatan dan kedewasaan. Kombinasi warna putih dan hitam pada pakaian masyarakat Baduy menjadi simbol harmoni antara dunia spiritual dan dunia nyata.

  • Hidup Tanpa Listrik

Di era modern yang serba digital ini, listrik telah menjadi kebutuhan pokok yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Padamnya listrik saja sudah membuat banyak orang merasa kesulitan.

Namun, di tengah gemerlap teknologi, Suku Baduy memilih jalan hidup yang berbeda. Tanpa listrik, tanpa gawai, bahkan tanpa kendaraan bermotor, mereka menjalani kehidupan yang sederhana dan harmonis dengan alam.

Larangan penggunaan teknologi modern di Baduy Dalam menjadi sebuah pernyataan tegas tentang pilihan mereka untuk hidup di luar arus utama.

Tanpa listrik, tanpa gawai, bahkan tanpa kendaraan bermotor, mereka menjalani kehidupan yang sederhana dan harmonis dengan alam. Kehidupan mereka menjadi cerminan bahwa kebahagiaan tidak selalu bergantung pada teknologi.

Selain adat istiadat suku baduy, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!