JAKARTA - Pemenuhan kebutuhan gizi ibu selama kehamilan dan menyusui sangat penting untuk menunjang pemenuhan kebutuhan nutrisi anak selama 1.000 hari pertama kehidupan. Selama periode itu, ibu hamil disarankan tidak mengonsumsi makanan olahan dengan kadar gula dan garam tinggi seperti makanan siap saji.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi lulusan Universitas Indonesia dr. Merry Amelya Sp.OG menyarankan ibu hamil untuk sebisa mungkin memilih makanan dengan proses pengolahan sederhana, yang sekarang disebut sebagai real food, untuk memenuhi kebutuhan gizi.
"Tentunya makanan yang baik itu makanan yang sebisa mungkin pengolahannya itu sesimpel mungkin atau disebut real food. Kalau makan ayam ya ayam goreng biasa, bukan ayam di restoran siap saji," katanya dikutip dari ANTARA, Selasa, 3 September.
Ia menyampaikan bahwa makanan ultra-proses (Ultra-processed Food/UPF) yang biasanya punya kandungan pengawet, MSG, serta garam tinggi juga kurang baik bagi kesehatan ibu hamil jika dikonsumsi secara rutin.
"Kondisi ibu yang dari awal emang sudah malnutrisi, dari gizi ibunya saja enggak bagus, otomatis akan mengakibatkan perkembangan bayi selama hamil juga enggak bagus," katanya.
Menurut dia, kondisi tersebut bisa semakin parah apabila kebutuhan nutrisi ibu selama menyusui tidak terpenuhi, produksi ASI ibu kurang bagus, dan pemberian makanan pendamping ASI bagi anak kurang baik.
Merry mengatakan bahwa kebutuhan nutrisi tidak dapat dipenuhi hanya dengan menambah porsi makan.
Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Bunda itu mengatakan bahwa makanan yang dikonsumsi ibu juga harus diupayakan mengandung cukup zat gizi makro dan mikro yang dibutuhkan selama kehamilan dan menyusui.
Selama hamil dan menyusui, para ibu disarankan mengonsumsi makanan yang mengandung cukup karbohidrat, protein, dan lemak serta zat gizi mikro seperti asam folat, zat besi, dan vitamin D.
Apabila kebutuhan zat gizi makro dan mikro ibu terpenuhi selama kehamilan dan menyusui maka harapannya anak mendapatkan asupan nutrisi sesuai kebutuhan sehingga bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.
"Nutrisi juga tiap trimester beda-beda, tentunya harus diskusikan dulu dengan dokter kandungan masing-masing. Semuanya itu kan membutuhkan nutrisi itu dari hamil, menyusui, itu diharapkan ya bukan dari makan makanan yang UPF tapi lebih ke real food," kata Merry.
BACA JUGA:
Dia mengatakan bahwa selama kehamilan para ibu bisa mengonsumsi susu khusus untuk ibu hamil atau suplemen vitamin yang disarankan oleh dokter guna menambah asupan zat gizi.
"Pelengkapnya susu, iya, tapi apakah harus? Enggak juga. Jangan sampai pasien enggak makan hanya minum susu saja atau minum susunya kebanyakan, karena ingat, gulanya juga relatif tinggi," katanya.
"Kandungan vitamin yang banyak di susu hamil juga sebenarnya tersedia pada suplemen yang biasa dokter berikan, jadi jangan takut nutrisinya kurang," ia menambahkan.