JAKARTA - Emosi merupakan suatu hal yang kompleks dan berhubungan dengan bagaimana fisik dan psikologis seseorang bekerja. Secara fisik, emosi berhubungan dengan bagian otak yang disebut dengan prefrontal cortex. Pada bagian ini, otak mengatur bagaimana regulasi emosi dan dorongan (impuls). Area ini belum sepenuhnya berkembang pada anak dan akan mencapai kematangan yang optimal ketika seseorang berusia 25 tahun.
Hal ini menjelaskan mengapa anak dan remaja cenderung sulit untuk melakukan regulasi emosi dan cenderung impulsif. Regulasi emosi sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk dapat memahami dan mengelola perasaan serta perilaku yang sesuai dengan tuntutan situasi yang ditemui. Manfaat regulasi emosi bagi anak sangat besar, apa saja dampaknya?
Mengurangi kemarahan dan ledakan emosi
Anak-anak yang dapat mengelola keadaan emosi mereka sering kali lebih jarang mengalami ledakan emosi, kata Dr. Bhatt, disadur dari laman Parents, Jumat, 30 Agustus. Percakapan produktif tentang emosi membantu orang tua memahami apa yang dialami anak-anak di sekolah dan dalam kehidupan. Alih-alih sekadar bereaksi terhadap pemicu stres tersembunyi yang sering kali berbentuk ledakan emosi.
Meningkatkan keberhasilan akademis
Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang diajarkan keterampilan pengaturan emosi lebih mampu menangani stres sekolah. Hal ini membantu anak-anak memperoleh nilai yang lebih baik dan berintegrasi ke dalam lingkungan sekolah, memudahkan transisi baik saat naik kelas atau pindah ke sekolah baru.
Meningkatkan keterampilan sosial
Pemahaman emosional telah terbukti meningkatkan keterampilan sosial interpersonal. Anak-anak yang lebih memahami emosi mereka mampu berhubungan dengan orang lain, membangun ikatan sosial lebih kuat dan mengembangkan persahabatan.
Membantu mencegah depresi dan kecemasan
Anak-anak yang mengembangkan keterampilan pengaturan emosi cenderung lebih bahagia dan lebih terkendali dalam menghadapi stres. Maksudnya, ketika sedih mereka cenderung mengenali penyebab emosi dan mencari bantuan dari orang tua atau orang dewasa lainnya.
BACA JUGA:
Keterampilan Pengaturan Emosi yang Dapat Diajarkan pada Anak
Pengaturan emosi adalah keterampilan yang dapat diajarkan. Orang tua dapat memberikan contoh keterampilan kepada anak-anak demi mempersiapkan mereka meraih kesuksesan.
Mengidentifikasi dan memberi label emosi
Anak-anak dapat diajarkan memperhatikan dan memberi label emosi mereka sejak usia dini. Menggunakan "bagan perasaan" mengembangkan kesadaran akan berbagai emosi dan intensitas yang dapat dirasakan anak. Sekaligus menyediakan bahasa untuk mengartikulasikan keadaan emosi.
Latihan pernapasan
Bernapas secara perlahan dan teratur dapat membantu memperlambat detak jantung yang meningkat, dan menenangkan pikiran yang gelisah. Ditambah lagi, berhenti sejenak untuk berlatih bernapas dalam dan lambat membantu anak-anak terhubung dengan dan memahami emosi yang lebih besar. Orang tua dapat mencontohkan pernapasan lambat, teratur, dan meditatif untuk saat-saat emosi yang intens. Latihan somatik merupakan pilihan tepat karena dapat menghubungkan kembali pikiran dan tubuh.
Teknik mindfulness
Semua jenis teknik mindfulness, mulai dari berlatih yoga bersama anak-anak hingga bermeditasi bersama, dapat membantu mengatur emosi. Anak-anak yang lebih kecil memproses emosi lebih besar dalam tubuh mereka, jadi duduk dengan tenang dengan emosi tersebut dapat membantu mereka mengidentifikasi dan mengaturnya.
Menulis jurnal
Dr. Bhatt mengatakan bahwa teknik penting untuk anak-anak yang lebih besar adalah menuliskan emosi mereka. Dengan menulis, anak bisa memahami emosi dengan lebih baik. “Untuk mengatur emosi, penting untuk mengenali asal-usulnya,” tambahnya.