YOGYAKARTA – Pascapersalinan tubuh ibu mengalami banyak perubahan. Baik itu berat badan naik maupun turun sedikit demi sedikit. Faktanya, tubuh “menyimpan” kalori ekstra saat menyusui melalui produksi ASI. Di sisi lain, ada wanita yang memiliki kecenderungan tubuh cepat membakar simpanan kalori.
Menyusui adalah pekerjaan yang serius. Saat masa-masa menyusui, tubuh lebih banyak membakar kalori. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, busui membakar sekitar 450-500 kalori setiap hari saat menyusui. Namun tidak ada jawaban pasti berapa banyak kalori yang terbakar saat menyusui. Itu tergantung tubuh masing-masing dan seberapa sering menyusui.
"Menyusui secara eksklusif biasanya membakar sekitar 500-700 kalori per hari, lebih sedikit jika menyusui sebagian," kata ob-gyn dan spesialis ibu-anak Kecia Gaither, M.D. dilansir Parents, Minggu, 28 Juli.
Gaither menekankan, faktor genetik dan metabolisme memengaruhi seberapa besar kalori terbakar saat menyusui. Namun intinya, tubuh membutuhkan kalori tambahan untuk memproduksi ASI. Itu alasannya kenapa Anda sering lapar saat masa-masa menyusuhi. Gaither juga mengatakan, asupan kalori setiap hari setidaknya 1.500-1.800 kalori per hari. Saat menyusui eksklusif, membutuhkan kalori 1.800-2.000 kalori saat tidak banyak bergerak setiap harinya. Saat aktivitas sedang, dibutuhkan 2.000-2.200 kalori dan ketika aktif membutuhkan 2.200-2.400 kalori.
“Pemulihan membutuhkan energi. Saat Anda mengalami persalinan yang sangat sulit, mungkin harus banyak melakukan penyembuhan. Dengan begitu, Anda membutuhkan lebih banyak energi. Jumlah energi lebih banyak dibutuhkan selain untuk menyusui, juga untuk pemulihan saat mengalami persalinan sulit,” jelas ahli diet bersertifikat Robyn Price. Tambahnya lagi, bayi Anda minum susu dalam jumlah yang berbeda setiap hari. Jumlahnya tidak selalu sama, komposisinya selalu berubah. Itu artinya, sulit menentukan sebanyak apa jumlah kalori yang dibutuhkan dan terbakar pada ibu menyusui setiap harinya.
Bagaimana kalau menurunkan berat badan saat menyusui, amankan? Penting dipahami, menyusui selain membutuhkan kalori sebagai sumber energi, juga dibutuhkan cukup nutrisi untuk si buah hati. Faktanya, sebuah penelitian tahun 2014 menunjukkan selama tiga bulan pertama efeknya kecil untuk turun berat badan. Tetapi selama tiga bulan tersebut, setidaknya kehilangan kurang lebih 3 pon bagi ibu menyusui dan kurang dari berat tersebut bagi ibu pascamelahirkan yang tidak menyusui. Ibu menyusui juga berpeluang 6 persen kembali ke berat badan sebelum hamil.
Wajib diperhatikan, membatasi kalori saat menyusui dapat berdampak negatif pada suplai ASI. Menurut Academy of Nutrition and Dietetics, mengonsumsi kurang dari 1.800 kalori sehari saat menyusui dapat mengurangi jumlah ASI yang diproduksi oleh tubuh. Berfokus pada upaya menurunkan berat badan saat menyusui juga dapat menyebabkan masalah jangka panjang.
BACA JUGA:
"Kalori yang dibutuhkan untuk memproduksi ASI berasal dari apa yang Anda makan setiap hari dan simpanan lemak yang mungkin Anda peroleh selama kehamilan. Jika Anda merasa berat badan Anda turun banyak saat menyusui, Anda mungkin tidak mengonsumsi cukup kalori untuk mengganti kalori yang digunakan untuk memproduksi ASI. Sangat penting untuk mengisi tubuh Anda dengan makanan padat nutrisi agar Anda dan bayi Anda tetap sehat," kata Sapna Shah, M.D., seorang ahli endokrinologi bersertifikat dari Paloma Health.
Menurut dokter Shah, pola pikir juga memengaruhi perubahan berat badan. Pada periode pascapersalinan yang menegangkan, rasa khawatir, stres, kurang tidur, bisa memengaruhi berat badan. Jika menyusui adalah tujuannya, maka mengurangi konsumsi kalori kurang dari yang dibutuhkan tubuh akan mengurangi pula kuantitas dan kualitas ASI.
Artinya, selama menyusui sang ibu harus mendapatkan kalori cukup bahkan ekstra karena supaya produksi ASI berkualitas dan kuantitas dibutuhkan si kecil tercukupi. Alih-alih menurunkan berat badan saat menyusui, dokter Singh merekomendasikan untuk fokus pada upaya body positivity supaya terhubung dengan tubuh serta berhubungan baik dengan makanan. Tambah dokter Shah, penting juga tetap rutin berolahraga dan bergerak secara teratur.