Bagikan:

YOGYAKARTA – Dermatitis disebut juga eksim, yang gejala umum antara lain gatal, kulit bersisik, ruam meradang, lepuh yang mengeluarkan cairan, dan ketombe pada kulit. Penting dicatat, dermatitis atau eksim tidak menular dari satu orang ke orang lain. Untuk lebih mengenali faktor penyebab setiap macam dermatitis, gejala, dan cara mengobati, cek penjelasannya.

1. Dermatitis stasis

Penyebab seseorang mengalami dermatitis stasis, karena terjadi varises yang disebabkan kondisi peredaran darah menumpuk di tungkai bawah. Maka gejalanya bisa terlihat ketika kulit menebal dan berubah warna pada pergelangan kaki atau tulang kering. Di area tersebut terasa gatal, bahkan luka terbuka karena bengkak lalu pecah.

Melansir National Eczema Association, Minggu, 28 Juli, dermatitis stasis juga disebut sebagai dermatitis gravitasi, eksim vena, dan dermatitis stasis vena. Ini terjadi karena sirkulasi darah yang buruk di tungkai bawah. Efeknya, insufiensi vena membuat aliran darah kembali ke jantung melemah sehingga mengeluarkan cairan, air terkumpul, dan kaki bengkak. Penyebab insufiensi vena, antara lain karena penuaan, penyakit jantung, penyakit ginjal.

macam-macam dermatitis apakah bisa hilang sendiri
Ilustrasi macam-macam dermatitis dan apakah dermatitis bisa hilang sendiri (Sumber: National Eczema Org.)

Selain pembengkakan, muncul juga bintik-bintik cokelat-oranye. Bintik ini terbentuk ketika terjadi pembengkakan dan menekan kapiler. Ketika mengalami gejala dermatitis stasis, harus segera diobati. Karena apabila tidak segera ditangani, bisa terluka atau mengalami ulkus vena. Pengobatan dermatitis stasis perlu dilakukan dengan mengatasi akar masalahnya. Biasanya dilakukan berdasarkan diagnosa dokter. Kalau untuk mengatasi gejala sementara, dengan memakai stoking kompresi untuk mengurangi pembengkakan, meninggikan kaki di atas jantung setiap dua jam, menghindari makanan yang mengandung garam, minum suplemen vitamin C, dan minum obat pereda gatal.

2. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak terjadi ketika bersentuhan dengan zat yang memicu reaksi alergi. Gejalanya sama seperti jenis eksim lainnya tetapi dermatitis kontak tidak diturunkan dalam riwayat keluarga dan tidak terkait dengan kondisi alergi lainnya.

Terdapat dua jenis dermatitis kontak, yaitu iritan dan alergi. Dermatitis kontak iritan dialami 80 persen dari semua yang memiliki dermatitis kontak. Dermatitis kontak iritan tidak melibatkan reaksi alergi oleh sistem kekebalan tubuh. Tetapi disebabkan kerusakan sel kulit akibat paparan zat yang mengiritasi. Seperti deterjen, sabun, pemutih, perhiasan yang mengandung nikel, hingga pelarut. Dermatitis kontak alergen, terjadi setelah terpapar alergen kemudian tubuh menghasilkan reaksi peradangan yang kuat. Gejalaya ruam gatal dalam satu hingga dua hari.

macam-macam dermatitis apakah bisa hilang sendiri
Ilustrasi macam-macam dermatitis dan apakah dermatitis bisa hilang sendiri (Freepik)

Dermatitis kontak menyebabkan berbagai masalah kulit, termasuk kulit gatal, berkerak, atau bersisik, serta lesi atau vesikel di area yang terkena. Reaksi kulit yang lebih parah termasuk hipersensitivitas terhadap sinar matahari, peningkatan risiko terbakar matahari, dan iritasi akibat tabir surya. Lepuh yang mengeluarkan cairan juga dapat terjadi pada kasus yang lebih parah.

Dermatitis kontak biasanya diobati dengan salep resep dokter kulit. Seperti hidrokortison dan steroid yang mengobati gejala mengganggu dermatitis kontak iritan dan antihistamin untuk dermatitis kontak alergi atau pengobatan lainnya menurut rekomendasi dokter. Dermatitis kontan termasuk salah satu jenis dermatitis yang hilang dengan sendirinya. Tetapi bukan berarti membiarkan gejala tanpa mengobatinya ya.

3. Dermatitis atopik

Dermatitis atopik paling umum dialami. Kondisinya bisa dialami berulang, datang dan pergi sepanjang tahun atau sepanjang usia. Pada orang terkena dermatitis atopik, sistem kekebalan tubuh tidak teratur dan terlalu aktif. Karena inilah memicu peradangan yang merusak lapisan kulit, membuat kulit kering dan rentan mengalami gatal, ruam dan tampak berwarna ungu kecokelatan atau pula yang keabu-abuan.

macam-macam dermatitis apakah bisa hilang sendiri
Ilustrasi macam-macam dermatitis dan apakah dermatitis bisa hilang sendiri (Freepik)

Penelitian menunjukkan, orang dengan dermatitis atopik memiliki mutasi gen, disebut filaggrin yang bertanggung jawab pada lapisan pelindung pada lapisan paling atas kulit terbuat dari protein. Inilah sebabnya mengapa banyak penderita dermatitis atopik memiliki kulit yang sangat kering dan rentan infeksi. Dermatitis atopik, biasanya dimulai pada masa kanak-kanak atau enam bulan pertama kehidupan bayi. Pada beberapa kasus, kondisi anak yang mengalami dermatitis atopik mereda saat mereka tumbuh dewasa. Namun ada pula kondisi yang bersifat kambuhan hingga dewasa.

Jarang yang mengetahui, dermatitis atopik terjadi bersamaan dengan kondisi alergi lainnya, yaitu asma dan alergi rinitis atau alergi serbuk sari. Biasanya kondisi ini diturunkan dalam riwayat keluarga. Cara mengobati dermatitis atopik, yaitu dengan menghindari pemicunya, menjaga rutinitas mandi dan memakai pelembap secara teratur untuk melindungi serta memperkuat lapisan kulit, istirahat dan tidur berkualitas, mengonsumsi makanan sehat, dan mengelola stres. Perawatan lain berdasarkan resep dokter, antara lain kortikosteroid topikal, topikal nonsteroid, dan biologik.

4. Neurodermatitis

Neurodermatitis menyerang 12 persen populasi dunia. Saat mengalami gatal hebat dan menggaruknya kencang. Tanpa pengobatan, neurodermatitis jarang bisa hilang. Karena menggaruk satu atau dua titik yang gatal artinya terus menerus mengiritasi ujung saraf kulit sehingga memperparah rasa gatal dan garukan.

“Dalam beberapa hal, menggaruk itu menyenangkan, bukan karena Anda ingin melakukannya, tetapi karena hal itu memberikan kelegaan dan kepuasan. Ini membantu menjelaskan mengapa menggaruk bisa menjadi kebiasaan yang sering terjadi tanpa disadari, dan mengapa siklus gatal-garuk ini sulit dihentikan,” jelas Dr. Gil Yosipovitch, profesor dan direktur Miami Itch Center di Departemen Dermatologi dan Bedah Kulit Dr. Phillip Frost, Fakultas Kedokteran Miller University of Miami, Florida.

macam-macam dermatitis apakah bisa hilang sendiri
Ilustrasi macam-macam dermatitis dan apakah dermatitis bisa hilang sendiri (Freepik)

Neurodermatitis paling umum terjadi pada orang dewasa berusia antara 30 dan 50 tahun dan lebih sering terjadi pada wanita dan orang-orang dengan dermatitis kontak dan dermatitis atopik. Kondisi ini jarang didiagnosis pada anak-anak, meskipun beberapa orang dengan dermatitis atopik juga mengalami neurodermatitis. Orang dengan psoriasis dan gangguan kecemasan meningkatkan risiko mengalami neurodermatitis.

Cara mengobati neurodermatitis, yaitu mengobati rasa gatal. Dokter mungkin menggunakan kortikosteroid, obat topikal lainnya seperti salep berbahan asam salisilat, pengobatan oklusif. Pasien tetentu mungkin membutuhkan konseling atau terapi perilaku kognitif yang bertujuan mengatasi kecemasan yang berkontribusi pada siklus gatal-garuk.

5. Dermatitis perioral

Dermatitis perioral, gejalanya muncul benjolan kecil bernanah di sekitar mulut. Melansir Mayo Clinic, jenis dermatitis ini juga dapat memengaruhi kulit sekitar mulut, yaitu sekitar hidung, pipi, dan mata. Penyebab pasti dermatitis perioral tidak diketahui, tetapi obat kortikosteroid yang terkandung dalam beberapa inhaler, semprotan hidung, dan krim mungkin berperan.

6. Dermatitis seboroik

Dermatitis seboroik adalah bentuk umum dari eksim yang menyerang kulit kepala, meskipun dapat juga menyerang bagian tubuh lainnya. Dermatitis jenis ini, jarang menyebabkan kerusakan parah pada tubuh. Hanya saja ditandai dengan rasa gatal, ruam, dan muncul sisik ketombe pada permukaan kulit.

Dermatitis seboroik biasanya disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Pemicunya, reaksi peradangan terhadap kelebihan ragi Malassezia yang terkadang disebut pitysporum. Kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang terkena dermatitis seboroik, termasuk psoriasis, HIV, jerawat, rosacea, penyakit Parkinson, epilepsi, alkoholisme, depresi, gangguan makan, dan pemulihan dari stroke atau serangan jantung.

Dermatitis seboroik tidak menular yang diobati tergantung pada tingkat keparahan kasusnya. Pada tingkat yang paling sederhana, penderita dermatitis seboroik hanya perlu mengganti sampo lalu gejalanya hilang tanpa pengobatan. Jika dermatitis seboroik berlangsung selama lebih dari dua minggu, penting sekali berkonsultasi pada penyedia layanan kesehatan sehingga mendapatkan rekomendasi dokter untuk mengobatinya.