Bagikan:

YOGYAKARTA – Bagian tubuh yang satu ini, pusar, tampaknya kurang mendapat banyak perhatian. Pasalnya, saat mandi kerap terlupakan untuk disabun atau dibasuh dengan air. Karena itu, keringat, kotoran, dan sel kulit mati yang terkumpul di pusar membuatnya bau tidak sedap. Maka penting untuk mengenali penyebab pusar berbau dan berair serta mendapatkan diagnosa hasil pemeriksaan medis.

Penyebab pusar berbau dan berair

Bau pusar umumnya disebabkan oleh masalah kebersihan. Saat tubuh berkeringat, bakteri di kulit memecah protein menjadi asam yang menyebabkan bau badan. Penumpukan kotoran di pusar juga membuat aromanya tak sedap serta lembap. Nah, selain yang dijelaskan tersebut, berikut penyebab pusar berbau dan berair.

1. Kista

Kalau pusar berbau dan berair, ada kemungkinan berkembang kista di belakang pusar. Jika kista ini terinfeksi, dapat menimbulkan rasa sakit, keluar cairan, dan berbau tidak sedap.

pusar berbau dan berair apakah normal
Ilustrasi pusar berbau dan berair apakah normal (Freepik/stockking)

2. Kista urachal

Kisra urachal adalah kantung kecil jaringan yang berkembang di struktur antara kandung kemih dan pusar. Struktur ini dikenal dengan urachus, yang menghubungkan kandung kemih ke pusar pada janin yang sedang berkembang. Biasanya, struktur ini akan menghilang sebelum bayi lahir. Tetapi pada beberapa orang masih terdapat lubang di antara kandung kemih dan pusar. Hal ini disebut sinus urachal, yang kalau terinfeksi akan dikenali dengan gejala tertentu. Termasuk pusar berbau dan berair, diikuti sakit perut bagian bawah, nyeri, keputihan, infeksi saluran kemih (ISK), hematuria (darah dalam urin).

Kista urachal memiliki risiko kanker yang kecil. Maka penyedia layanan kesehatan mungkin merekomendasikan pengangkatannya setelah infeksi diobati.

3. Candida

Candida adalah sejenis ragi atau jamur yang dapat menyebabkan infeksi jamur yang disebut candidiasis. Candida biasanya hidup di kulit tanpa masalah. Tetapi juga ditemukan di mulut, tenggorokan, usus, dan vagina.

Ketika candida tumbuh tanpa kendali, infeksi dapat terjadi dan menyebabkan bau. Penderita diabetes, juga memiliki peningkatan risiko terkena candidiasis. Karena inilah, tempat tersembunyi yang lembap dan jarang dibersihkan seperti pusar berbau dan berair.

4. Tindik atau piercing

Memakai aksesoris dengan tindikan di pusar memiliki risiko infeksi. Melansir VeryWellHealth, Rabu, 17 Juli, setiap ada kerusakan atau robekan pada kulit, ada risiko infeksi lebih tinggi. Maka tindik pusar jadi salah satu penyebab infeksi dari berbagai jenis bakteri seperti Staphylococcus (staph) atau Streptococcus.

Sebuah penelitian menemukan, staph dan Corynebacterium adalah bakteri paling umum yang hidup di pusar. Selain bau, gejala tindik pusar yang terinfeksi termasuk kemerahan, nyeri, dan keluar cairan.

Nah, untuk mengenali kondisi normal pusar, penting mengidentifikasi aromanya. Jika pusar Anda berbau karena alasan kebersihan, baunya mungkin mirip dengan bau badan yang dialami ketika tidak mandi beberapa hari. Kalau aroma pusar seperti belerang, asam, atau seperti keju, tandanya disebabkan beberapa jenis ragi dan bakteri yang menginfeksi.

Apabila Anda mencium pusar berbau tidak biasa, cucilah dengan sabun anti bakteri. Tetapi bila pusar terus berbau setelah dicuci, segeralah periksakan ke dokter. Terutama jika diikuti demam, kulit merah dan iritasi, pembengkakan, gatal, dan bernanah.