YOGYAKARTA – Seseorang dengan penyakit tuberkulosis (TBC) perlu diobati. Jika tanpa pengobatan yang tepat dapat mengancam nyawa. Gejala penyakit tuberkulosis, mencakup nyeri dada, sesak napas, dan batuk terus-menerus. Penting diketahui, orang dapat mendapat bakteri TBC tanpa gejala. Meski begitu, orang dengan TBC laten berisiko terkena penyakit TBC.
Persebaran bakteri tuberkulosis sehingga kalau menginfeksi menyebabkan penyakit TBC, bisa lewat udara yang dihirup. Bisa juga melalui kontak fisik, seperti jabat tangan, peralatan makan bersama, dan dudukan toilet serta keran. Melansir Medical News Today, Jumat, 28 Juni, penyakit TBC harus dilaporkan ke departemen atau pejabat yang ditunjuk dalam waktu 24 jam setelah terdiagnosis.
Penyakit TBC bisa diidentifikasi setelah melalui sejumlah tes. Kemudian pasien mendapatkan pengobatan segera supaya tidak menular kepada orang lain. Pengobatan TBC laten biasanya berupa antibiotik dosis harian selama 6-9 bulan. Pencegahan bagi orang yang belum terpapar juga penting dilakukan. Misalnya dalam satu tim kerja di kantor melaksanakan tes bersama untuk membatasi penularan penyakit ini. Selain itu, penting juga membuat jarak fisik dengan orang yang terpapar TBC aktif.
Kontak langsung dengan orang yang terkena TBC berisiko tertular. Jadi dokter mungkin menyarankan menjalani pengobatan pencegahan pada orang serumah dengan penderita. Skrining tentu diperlukan. Dokter juga akan memantau efek pengobatan dan menentukan kapak penyebaran bakteri telah berlalu.
Untuk pencegahan penularan juga penting bagi penderita memakai masker, memperbaiki ventilasi jendela, menutup mulut ketika batuk dan bersin, serta menggunakan filter udara partikulat efisiensi tinggi.
BACA JUGA:
Menurut penelitian yang dilakukan tahun 2019 membahas tentang bagaimana radiasi UV mencegah penyebaran M. tuberkulosis. Hal ini dilakukan dengan mengubah materi genetik bakteri sehingga tidak dapat bereproduksi. Tetapi tentu saja radiasi UV hanya dapat dilakukan dengan pantauan ahli supaya tidak merusak kulit dan mata tetapi efektif menonaktifkan bakteri TBC di udara dan menurunkan risiko terinfeksi bagi orang-orang di dalam ruangan.
Karena penularan TBC bisa dengan cepat, penyakit ini juga bisa menular pada siapa saja. Termasuk pada anak usia di bawah 5 tahun, orang tua, orang dengan berat badan rendah, orang yang minum alkohol dalam jumlah besar, dan seseorang yang pernah menjalani gastrektomi atau operasi bypass usus. Sejumlah kondisi medis juga meningkatkan peluang seseorang terkena TBC, antara lain seseorang dengan HIV, diabetes, kanker tertentu, gagal ginjal kronis, silicosis atau sejenis penyakit paru-paru.