Bagikan:

YOGYAKARTA – Efek makan kratom yang buruk bagi kesehatan perlu diwaspadai. Kendati terdapat bukti empiris yang menyebutkan bahwa tanaman ini punya sifat analgesik atau pereda nyeri yang kuat, mengonsumsinya secara terus-terus bisa menyebabkan kecanduan.

Perlu diketahui, kratom (Mitragyna speciosa Korth) merupakan tanaman obat yang tumbuh di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di Indonesia, tanaman ini banyak dijumpai di Kalimantan Barat.

Selain memiliki efek analgesik yang kuat, tanaman kratom juga menawarkan efek sedatif atau menenangkan, efek stimulant, antidepresan, dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Sejumlah penelitian menyebutkan, tanaman kratom dapat mengatasi kasus kencanduan opioid, obat golongan narkotika yang dapat menyebabkan ketergantungan.

Menyadur laman resmi Badan Narkotika Nasional (BNN), tanaman kratom pertama kali dimanfaatkan sebagai pengganti opium oleh seorang Melayu (Malaysia) pada 1863.

Sejak itu, kratom kerap dimanfaatkan sebagai obat pengganti kecanduan opium yang menjadi masalah di Asia. Penggunaan kratom dalam dosis rendah dapat meningkatkan toleransi terhadap pengaruh opioid.

Manfaat tanaman kratom yang satu ini berasal dari senyawa mitraginin dan 7-hidroksimitraginin yang punya sifat sebagai analgesik, antiinflamasi, antidepresan, psikoaktif, dan opioid.

Sayangnya, efek psioaktif tersebut membuat tanaman kratom sering disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Daun kratom sendiri biasanya dikonsumsi masyarakat dengan cara dikunyak, diseduh seperti teh, dihisap sebagai rokok, ataupun dicerna dalam bentuk tablet terkompresi atau kapsul.

Efek Makan Kratom

Di atas telah disinggung bahwa konsumsi kratom secara terus-menerus bisa menyebabkan kecanduan.

Akan tetapi, jika dikonsumsi dalam dosis rendah, daun kratom dapat memberikan efek stimulan, sehingga orang yang mengonsumsinya akan menjadi lebih berenergi dan lebih waspada terhadap keadaan sekiat.

Sedangkan jika dikonsumsi dalam dosis yang lebih tinggi, daun kratom bisa memunculkan efek sedatif seperti halnya obat bius, serta membuat emosi dan sensasi yang dirasakan otak menjadi berantakkan.

Di lain sisi, penggunaan kratom juga berpotensi memunculkan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Berikut ini beberapa efek makan kratom yang perlu diwaspadai:

  • Mulut jadi kering
  • Badan menggigil
  • Mual dan muntah
  • Berat badan turun
  • Ganguan buang air kecil dan buang air besar
  • Kerusakan hati
  • Nyeri otot

Efek makan kratom juga dapat memberikan dampak yang buruk pada sistem saraf pusat dan pikiran seseorang. Efek samping konsumsi kratom yang muncul dapat berupa:

  • Pusing
  • Mengantuk
  • Halusinasi dan delusi
  • Depresi
  • Sesak napas
  • Kejang
  • Koma
  • Meninggal dunia

Dalam penelitian yang dilakukan menggunakan hewan uji, kratom menunjukkan efek yang lebih kuat ketimbang morfin. Sampai saat ini, belum diketahui batas dosis yang dianggap aman atau sudah dianggap berlebihan saat mengonsumsi kratom.

Karena efek makan kratom sangat berbahaya bagi kesehatan, tanaman ini dimasukkan dalam daftar New Psychoactive Substances (NPS).

NPS merupakan jenis zat psikoaktif baru yang ditemukan, namun regulasinya belum jelas atau masih dalam proses.

Dengan masuknya kratom ke dalam kategori NPS, maka penanganan penyalahgunaan kratom perlu menjadi perhatian.

BNN sempat merekomendasikan tanaman ini agar dimasukkan ke dalam jenis narkotika golongan 1 dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009. Penggolongan obat ini didasarkan pada efek kratom yang dapat menimbulkan ketergantungan dan sangat berbahaya bagi kesehatan. Bahkan, BNN meyebut efek samping kratom lebih berbahaya ketimbang morfin, salah satu narkotika golongan II.

Sampai saat ini, uji keamanan terhadap tanaman kratom baru sampai tahap in vivo (penelitian di dalam organisme hidup) pada hewan uji.

Demikian informasi tentang efek makan kratom. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.