Bagikan:

YOGYAKARTA – Jam internal tubuh atau dikenal dengan ritme sirkadian mengatur tidur dan terjaga seseorang seiring perubahan tingkat cahaya. Penelitian menemukan, ritme jam internal tubuh yang terjaga membuat otot dan jaringan berfungsi dengan baik.

Jam internal tubuh dipengaruhi siang dan gelap saat malam. Gangguan pada siklus tidur-bangun, dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan, menurut penelitian. Siklus tidur-bangun, dipengaruhi ritme sirkadian. Kalau siklus berantakan, tubuh dalam memetabolisme makanan juga tak karuan. Fungsi yang tidak teratur, sering dialami orang lanjut usia. Selanjutnya, menurut studi, siklus sirkadian yang memengaruhi siklus tidur-bagun tidak teratur, bisa diatasi dengan mengubah waktu makan.

Pelatih kesehatan otak Ryan Glatt, CPT., NBC-HWC., mengatakan bahwa dampak ritme sirkadian berdampak pada penuaan otot melalui interaksi jam pusat dan perifer. Sehingga penting sekali penelitian yang mengungkap jalur biologis yang mendasari dan implikasi terhadap kesehatan.

Penelitian ke-2, selain menemukan ada kaitan antara perubahan waktu makan yang memperbaiki ritme sirkadian, menemukan komunikasi antara jam otak dan jam perifer di kulit. Di mana jam epidermis mengoreksi sinyal otak untuk memastikan sel-sel kulit bereplikasi ketika risiko mutasi paling rendah.

penelitian tentang cara memperbaiki jam internal tubuh
Ilustrasi penelitian tentang cara memperbaiki jam internal tubuh (Freepik/user14908974)

Penelitian yang dipublikasikan dalam Science dilansir Medical News Today, Rabu, 15 Mei, para peneliti menggunakan tikus model. Para peneliti melihat pola ketidakaktifan aktivitas, konsumsi oksigen, pengeluaran energi, dan oksidasi glukosa serta lipid yang tidak biasa pada tikus knockout (KO) dibandingkan dengan tikus tipe liar. Perbedaan ini menunjukkan bahwa ritme sirkadian mereka terganggu.

“Kami mengetahui dari penelitian lain bahwa fungsi jam periferal dan pusat secara bersamaan sangatlah kompleks. Komunikasi dua arah antara jaringan pusat dan perifer telah dilaporkan sebelumnya; tetapi penelitian ini menunjukkan bagaimana jam perifer di otot rangka dan jam pusat saling memberi sinyal,” jelas Amy Hutchison, Ph.D., peneliti postdoctoral di Lifelong Health Theme, South Australian Health and Medical Research Institute (SAHMRI), Adelaide Medical School, The University of Adelaide, Australia.

Menariknya penelitian ini menunjukkan kemampuan unik jam otot untuk bertindak sebagai penjaga gerbang sinyal jam pusat serta menjaga fungsi otot dan menunjukkan pentingnya otot rangka sebagai sistem metabolisme jaringan aktif. Saat usia bertambah, siklus tidur-bangun berubah. Orang yang sudah tua kehilangan massa otot, dan kedua hal tersebut ternyata berkait erat. Maka berdasarkan penelitian merekomendasikan mengubah waktu makan untuk memperbaiki siklus sirkadian dan fungsi otot.

Meskipun penelitian ini masih perlu dilakukan pada manusia dan menyeluruh, tetapi sebagai masukan untuk kehidupan lebih sehat. Hutchison yang tidak mengikuti penelitian ini, juga memberikan rekomendasi. Bahwa membatasi waktu makan dapat memperbaiki sistem sirkadian. Makan dengan batasan waktu, atau puasa intermiten, telah terbukti memiliki beberapa manfaat metabolisme, termasuk penurunan berat badan dan efek positif pada penyakit hati berlemak non-alkohol, kanker, dan penyakit kardiovaskular.