JAKARTA - YouTuber Ria Ricis resmi bercerai dari suaminya, Teuku Ryan. Beberapa hari setelah putusan sidang, media sosial diramaikan dengan dokumen pengadilan yang mengungkapkan fakta-fakta perceraian Ria Ricis dan Teuku Ryan.
Ada beberapa poin dalam dokumen itu yang mengungkapkan alasan cerai pasangan seleb tersebut. Salah satu alasan paling krusial yaitu kurangnya komunikasi dalam pernikahan mereka.
Situs YourTango.com meminta 100 pakar kesehatan mental untuk mengidentifikasi faktor-faktor umum penyebab perceraian. Dari mereka yang disurvei, 65 persen mengatakan bahwa masalah komunikasi berada pada urutan teratas. Faktor terkait lainnya, ketidakmampuan untuk bekerja sama menyelesaikan konflik, disebutkan oleh 43 persen responden yang disurvei berada di urutan kedua dalam daftar.
Memang, komunikasi yang buruk merupakan masalah yang dihadapi banyak pasangan. Namun pasangan dapat secara aktif berupaya memperbaikinya dengan berbagai cara, termasuk mendengarkan secara aktif, bersikap terbuka dan jujur, serta menciptakan tujuan bersama.
Meskipun menemukan solusi terhadap masalah komunikasi dalam pernikahan atau hubungan bisa menjadi sebuah tantangan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam upaya mengatasi masalah tersebut.
Dan jika Anda mencari saran terkait menjaga komunikasi dengan pasangan dalam pernikahan, berikut langkah yang dapat diambil:
Berkomunikasi tatap muka setiap hari
Sebisa mungkin, sisihkan beberapa menit sehari untuk berbicara tatap muka dengan pasangan. Ini merupakan momen tepat kembali terhubung dengan pasangan dan memperbaiki komunikasi dalam pernikahan yang sempat rusak. Bahkan sebelum tidur malam, pastikan Anda dan pasangan berbicara satu sama lain tentang apa saja. Dan lihat bagaimana hal ini membantu membuat kalian berbicara lagi.
Menghabiskan waktu berdua
Sering menghabiskan waktu berdua bisa membuat Anda dan pasangan saling mengingat kembali alasan mencintai satu sama lain. Meski hanya punya waktu sebulan sekali, lakukanlah. Sebab, aktivitas ini bisa jadi penyelamat pernikahan dan menjaga komunikasi tetap hidup. Berjarak sejenak dari anak-anak dan tanggung jawab, dapat membuat Anda dan pasangan jadi lebih kuat dan terkoneksi kembali.
Mendengar secara aktif
Bercakap-cakap tidak selalu tentang membicarakan perasaan dan sudut pandang Anda sendiri. Anda juga perlu belajar mendengarkan pasangan secara aktif. Menurut Psychology Today, “Mendengarkan secara aktif adalah tentang membuat keputusan secara sadar untuk mendengarkan apa yang dikatakan orang. Ini tentang fokus sepenuhnya pada orang lain—kata-kata dan pesan mereka—tanpa terganggu.” Artinya mendengarkan untuk memahami, bukan menanggapi. Jika Anda hanya menunggu mendengar di mana Anda dapat menyela, Anda tidak mendengarkan apa yang mereka katakan.
Hindari Kata-Kata yang Negatif
Hindari gunakan kalimat-kalimat seperti, “Aku tidak suka kalau kamu lupa memberi kabar,” atau “Kamu ini terlambat terus, kebiasaan seperti itu kok tidak hilang juga."
Cobalah pakai kalimat lain yang lebih positif dan membangun misalnya, “Aku akan lebih tenang dan bersyukur kalau kamu mengabari aku,” dan “Kalau kamu tiba tepat waktu, kita tak perlu tergesa-gesa dan terjebak macet.
"Aku yakin kok, kamu pasti bisa pelan-pelan mengubah kebiasaan itu."
Sebenarnya inti ucapannya serupa, hanya saja cara penyampaiannya berbeda.
BACA JUGA:
Memperhatikan Timing
Selain perhatikan apa yang ingin disampaikan, perhatikan juga timing yang tepat. Timing yang tepat memainkan peran penting dalam memfasilitasi komunikasi dengan pasangan yang lebih sehat dalam suatu hubungan. Karena, percakapan yang tidak sesuai dengan timing dan nada yang tidak tepat dapat mendatangkan malapetaka dalam hubungan rumah tangga.