YOGYAKARTA - Laki-laki muslim diwajibkan melakukan khitan ketika sudah akil baligh. Khitan adalah proses memotong kulit yang menutup sebagian dari ujung kelamin laki-laki. Selain menjadi syariat agama, khitan juga bermanfaat baik bagi kesehatan.
Mungkin Anda bertanya-tanya sejak kapan tradisi khitan dijalani dan menjadi kewajiban bagi laki-laki muslim? Khitan sudah menjadi syariat di masa jauh sebelum Nabi Muhammad SAW lahir bumi. Ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa ritual khitan sudah dimulai sejak era Nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim menjadi salah satu utusan Allah SWT yang diberi syariat melaksanakan sunat atau khitan. Lantas seperti apa sejarah khitan Nabi Ibrahim dan bagaimana anjuran menjalani khitan bagi umat Muslim?
Sejarah Khitan Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim dikenal sebagai “Khalilullah” yang artinya “Sahabat Allah”. Beliau adalah salah satu nabi yang punya peran penting dalam sejarah Islam. Selain mengajarkan ibadah kurban, Nabi Ibrahim juga diberi syariat untuk melakukan khitan yang akhirnya menjadi kewajiban bagi umat muslim laki-laki.
Sejarah khitan Nabi Ibrahim diriwayatkan dalam sebuah hadits yang diceritakan oleh Abu Hurairah, sebagai berikut:
"Nabi Ibrahim adalah orang yang pertama kali memakai celana panjang, membersihkan rambut yang kotor, mencukur bulu kemaluan, dan orang yang pertama kali melakukan khitan dengan qadum saat beliau berusia 80 tahun. Beliau dikenal sebagai orang yang pertama kali menjamu tamu dan orang yang pertama kali rambutnya beruban." (HR Ibnu Hibban).
Nabi Ibrahim sebagai laki-laki pertama yang menjalani khitan juga diriwayatkan dalam kitab Mughni Al-Muhtaj, sebagai berikut:
Beliau melaksanakan khitan ketika sudah menginjak usia senja. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Nabi Ibrahim melaksanakan khitan ketika berumur 80 tahun dengan menggunakan kapak". (HR. Imam Bukhari).
Sebagaimana yang diceritakan dalam hadits, Nabi Ibrahim menggunakan ‘qadum’ untuk khitan atau memotong atau memotong kulit (quluf) yang menutupi kemaluan. Lantas seperti apa bentuk alat qadum ini?
Dalam buku Kisah Para Nabi yang ditulis oleh Imam Ibnu Katsir, sejumlah pendapat menyebutkan bahwa qadum adalah sebuah alat berupa kampak yang dipakai oleh tukang kayu. Namun ada juga yang mengatakan ‘qadum’ adalah nama sebuah tempat di mana Nabi Ibrahim disunat.
Perintah khitan tidak hanya berhenti di Nabi Ibrahim. Allah SWT juga memerintahkan khitan untuk Nabi Ismail putra Ibrahim serta semua hambanya. Jika Nabi Ibrahim baru menjalani khitan di usia senja, Ismail disunat ketika berumur 13 tahun.
BACA JUGA:
Anjuran Melaksanakan Khitan bagi Laki-Laki Muslim
Sebagaimana yang sudah dipaparkan di atas, melaksanakan khitan merupakan perintah dari Allah SWT yang pertama kali disyiarkan kepada Nabi Ibrahim. Ritual sunat ini kemudian dilanjutkan hingga umat Nabi Muhammad SAW.
Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 123, termuat perintah bagi umat Islam agar mengikuti tuntunan ritual Nabi Ibrahim AS. Berikut ini bunyi dari ayat tersebut:
ثُمَّ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ أَنِ ٱتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
Arti: "Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan."
Maksud dari mengikuti anjuran agama Nabi Ibrahim pada ayat tersebut adalah menjalani seluruh ajarannya, termasuk melakukan khitan. Ayat tersebut menjadi landasan hukum sunat bagi laki-laki Muslim yang sudah baligh.
Ajaran ini juga berkaitan dengan perintah berkhitan bagi umat Nabi Muhammad SAW secara khusus, yang disebutkan dalam sejumlah nash syar’i. Berikut ini salah satu hadits yang menyampaikan ajaran tersebut:
خَمْسٌ مِنْ الْفِطْرَةِ : الاِسْتِحْدَادُ وَالْخِتَانُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَنَتْفُ الإِبْطِ وَتَقْلِيمُ الأَظْفَارِ
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Lima dari fitrah: memotong bulu kemaluan, khitan, memotong kumis, mencabut bulu ketiak, dan memotong kuku." (HR Jama'ah).
Demikianlah ulasan mengenai sejarah khitan Nabi Ibrahim sebagai laki-laki pertama yang mendapat syiar oleh Allah untuk melakukan sunat. Selain menjadi tuntunan dalam agama, ritual khitan juga bermanfaat bagi kesehatan untuk menjaga kebersihan kelamin dan mencegah penyakit di area tersebut. Baca juga fakta mengapa air zam-zam tidak pernah mengering.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.