Bagikan:

TANGERANG - Ketua Umum Asosiasi dokter khitan Indonesia (Asdoki), dr Darsono mengatakan proses sunat harus diciptakan dengan suasana yang menyenangkan, bukan sesuatu yang menakutkan dan menyakitkan. Dia meminta kepada anak-anak Indonesia untuk tidak lagi takut akan sunat/khitan.

Dokter Darsono merupakan salah satu dari empat dokter di Indonesia yang menemukan metode modern sunat atau khitan. Menurut pria kelahiran Kota Tangerang ini, jika alat sunat yang sudah dipakai lalu digunakan kembali, dikhawatirkan dapat menimbukan penyakit kelamin seperti spilis hingga HIV.

Dokter muda yang melakukan penelitian terkait khitan sejak 2019-2021 ini berhasil menemukan satu metode sunat yang tidak mengganggu aktivitas anak dalam proses pendidikan dan bermainnya.

“Metode ini merupakan metode penyempurnaan dari metode yang ada namanya tekno klem. Metode ini tidak mengganggu aktivitas seperti sekolah dan bermainnya anak-anak. Anak dan orang tua juga tidak perlu merasa khawatir dan ketakutan lagi. Metode tekno klem ini cepat sembuhnya, ” katanya kepada VOI, Minggu, 7 Januari.

"Kami juga memakai sealer atau skin adgesive glue (lem kulit) untuk menyatukan jaringan luka dan ini berfungsi sebagai pengganti proses jahit," ungkap dr Darsono.

Manfaat dari metode Mold Sealer ini adalah tanpa jahitan, tanpa suntik, tanpa perban, tanpa alat menempel, tidak perlu kontrol, bisa bermain, aktivitas dan sekolah, dan boleh mandi seperti biasa. Hasilnya pun minimal pendarahan, pemulihan lebih cepat, hasil rapih dan estetis.