BPOM Amerika Serikat Menilai MSG Aman Dijadikan Pengganti Garam
Ilustrasi MSG (Panida Wijitpanya/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Salah satu risiko penyakit yang disebabkan karena mengonsumsi garam berlebih yaitu hipertensi. Hipertensi merupakan suatu kondisi ketika tekanan darah manusia berada di atas normal, yaitu 130/80 mmHg atau lebih.

Tingginya tekanan darah pun dapat mengundang penyakit komplikasi lain, mulai dari gangguan jantung, ginjal, hingga stroke. Satu-satunya solusi untuk mencegah hipertensi yaitu mengurangi asupan garam harian, dari 1 sendok teh per hari menjadi setengah sendok teh saja.

Mengutip laman Food Detik, Jumat, 5 Maret, Prof Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, C.Ht, Guru Besar Bidang Keamanan Pangan & Gizi di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB, menjelaskan bahwa mengurangi konsumsi garam setiap hari merupakan salah satu cara menurunkan risiko tekanan darah tinggi. 

"Mengurangi asupan garam atau diet rendah garam sebagai salah satu upaya yang esensial dan cukup mudah dilakukan untuk mengurangi risiko hipertensi," Ungkap Prof Sulaeman.

Pastinya tidak mudah menjalankan hal ini. Pasalnya, garam merupakan bumbu dapur yang memperlezat rasa makanan. Tanpa tambahan garam, masakan hanya terasa hambar. Untuk menyiasati hal ini, Prof Sulaeman memberi solusi mengganti garam dengan MSG. 

Seperti yang diketahui, penggunaan MSG menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Dilansir dari laman National Geographic, kontroversi ini mulai terangkat di tahun 1960-an, saat sejumlah orang mulai mengeluhkan sakit kepala, mual, mati rasa yang menjalar dari belakang leher hingga ke seluruh lengan dan punggung, dada sesak, keringat deras, jantung berdebar, dan tubuh lemas setelah makan makanan ber-MSG.

Namun, setelah diteliti lebih jauh, Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Amerika Serikat telah menyatakan MSG sebagai bahan makanan yang “aman digunakan secara umum” dengan label resmi GRAS. Keputusan FDA ini disepakati pula oleh World Health Organization (WHO), Food and Agriculture Organization (FAO), juga Kementerian Kesehatan RI.

Kandungan natrium dalam MSG juga jauh lebih rendah dibandingkan garam dapur. Sehingga, bisa disimpulkan bahwa MSG dapat mengurangi risiko hipertensi. Selain itu, pemecahan MSG dalam tubuh pun lebih cepat dibandingkan lemak trans. Sehingga tidak juga menyebabkan penambahan berat badan atau penurunan fungsi otak.

Meski tergolong aman, tetap saja MSG harus dibatasi penggunaannya. Salah satu  penelitian terbitan American Journal of Clinical Nutrition menyatakan bahwa masyarakat luas tetap harus waspada terhadap efek samping kesehatan yang mungkin terjadi karena penggunaan MSG dan agar lebih bijak mengatur porsinya.