YOGYAKARTA – Penting mengenali kebutuhan cairan harian tubuh. Karena cairan membantu menghidrasi tubuh. Kalau tak bisa minum air mineral, karena jenis air ini yang paling sehat, bolehkah menggantinya dengan minuman bersoda? Sebelum menyimak pembahasan lebih detail, penting dipahami bahwa minuman bersoda mengandung 93 persen air tetapi juga pemanis buatan. Ada pula yang berlabel soda diet atau less sugar. Namun apakah tetap bisa dipilih jadi alternatif menggantikan kebutuhan cairan tubuh?
Banyak anjuran bagi pria setidaknya mendapatkan cairan 3,7 liter perhari dan wanita 2,7 liter. Sekitar 20 persen dari kebutuhan tersebutm bisa didapat dari makanan, seperti buah-buahan, sup, atau masakan berkuah lainnya.
Soda bisa memenuhi kebutuhan cairan, karena bentuknya cair. Namun selain 93 persen isi cairan dalam sebotol atau sekaleng soda, penting untuk dicermati mengandung apa saja. Gula, dalam satu kemasan soda mengandung sekitar 12 ons atau hampir sebanyak 8 sendok teh gula.
Begitu pun dengan soda berlabel mendukung diet Anda. Minuman ini tidak sepenuhnya bebas kalori seperti halnya air mineral. Anda juga tidak akan menemukan manfaat kesehatan kecuali menunda rasa haus sementara waktu saja. Penelitian dilansir Everyday Health, Rabu, 10 April, menemukan bahwa peminum soda diet mengonsumsi lebih banyak makanan tidak sehat sepanjang hari. Penelitian lain juga menemukan, wanita pascamenopause yang minum lebih dari dua soda diet sehari, risiko stroke meningkat sebanyak 23 persen dan risiko penyakit jantung 29 persen dibandingkan mereka yang tidak pernah minum soda diet.
Penting juga dicermati, beberapa jenis soda mengandung kafein. Kafein dikaitkan dengan efek deuretik ringan. Dengan kata lain, minum soda berkafein membuat Anda buang air kecil lebih banyak sehingga dapat menguras cadangan cairan tubuh. Meskipun kandungan kafeinnya cukup rendah, menurut National Academy of Sciences, sebanyak 1/3 jumlah kafein dalam secangkir kopi. Efek diuretik pun hanya sementara.
Soda biasa tinggi kalori, hampir semuanya berasal dari tambahan gula, biasanya dalam bentuk sirup jagung tinggi fruktosa. Menurut USDA, sekaleng soda berukuran 12 ons mengandung 155 kalori, dan sekitar 147 kalori di antaranya berasal dari gula. Meskipun minuman bersoda yang disebut lebih sehat dan rendah gula sudah mulai dipasarkan, sebagian besar masih mengandung gula atau pemanis buatan.
Secara teknis, soda diet dipahami bebas kalori. Tetapi bukan pilihan terbaik untuk minuman sehat Anda. Penelitian juga mengaitkan, peningkatan konsumsi soda diet setara dengan penambahan lingkar pinggang. Lantas bagaimana dengan minuman berkarbonasi tanpa penambahan gula atau pemanis buatan, misalnya Seltzerr? Apakah membantu menghidrasi secara lebih sehat dibanding soda diet?
BACA JUGA:
Seltzer adalah minuman berkarbonasi, yang sedikit lebih baik daripada soda cola. Meskipun hanya sedikit lebih menghidrasi daripada soda, minuman ini tidak mengandung tambahan gula atau pemanis buatan seperti yang dimiliki soda, dan secara alami bebas kafein. Jika soda adalah kebiasaan yang ingin Anda hentikan atau kurangi, seltzer bisa menjadi pengganti yang baik, karena dapat memuaskan keinginan akan sesuatu yang dingin dan bersoda.
Selain gula, menurut penelitian di Harvard, soda buruk untuk kesehatan gigi Anda apalagi yang berpemanis. Gula dan soda, dapat menyebabkan erosi enamel gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Penjelasan di atas, menjawab pertanyaan tentang apakah bisa soda menggantikan air mineral untuk menghidrasi tubuh. Tentu saja tidak ada yang lebih baik dari air putih, meski secara teknis soda bisa menghidrasi. Namun pakar kesehatan tetap merekomendasikan minum minuman yang sehat untuk meminimalisir risiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan stroke.