7 Perkara yang Membatalkan Puasa, Hindari Agar Ibadah tidak Sia-Sia
Ilustrasi (Foto: Artur Aldyrkhanov - Unsplash)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Selama bulan Ramadan, umat Islam harus dapat menjaga diri dari perkara yang membatalkan puasa agar ibadah yang dijalankan tidak sia-sia atau batal.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam An-Nasai, Rasulullah SAW mengatakan bahwa ada banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya.

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش

Artinya: "Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga”.

Lantas, apa saja perkara yang dapat membatalkan puasa Ramadan? Dirangkum dari berbagai sumber, Kamis, 14 Maret 2024, berikut informasi selengkapnya.

Perkara yang Membatalkan Puasa

1. Mengucapkan perkataan sia-sia dan mesum

Salah satu perkara yang dapat mengurangi pahala atau membuat ibadah puasa menjadi batal adalah mengucapkan perkataan sia-sia dan mesum.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Sunan Ibnu Majah dan Hakim, Rasulullah SAW, bersabda:

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

Artinya: “Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan sia-sia dan mesum. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.

2. Muntah yang disengaja

Muntah yang disengaja termasuk salah satu perkara yang membatalkan puasa. misalnya, memasukkan jari ke tenggorokan ketika berpuasa hingga mengakibatkan dirinya muntah.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh sunan Abu Dawud, dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ دَرَعَهُ في وَهُوَ صَائِمٌ فَلَيْسَ عَلَيْهِ قَضَاءُ وَإِنِ اسْتَقَاءَ فَلْيَقْضِ

"Barangsiapa yang dipaksa muntah (muntah tidak sengaja) sedangkan dia dalam keadaan puasa, maka tidak ada qodho baginya. Namun apabila dia muntah (dengan sengaja), maka wajib baginya membayar qodho'."

3. Makan dan minum dengan sengaja

Makan dan minum dengan sengaja tentu masuk dalam perkara yang membatalkan puasa. Akan tetapi, bila seorang muslim tidak sengaja makan dan minum atau lupa bahwa sedang berpua, maka hal tersebut tidak membatalkan puasa dan wajib untuk meneruskan puasanya.

4. Haid atau datang bulan

Wanita yang sedang haid atau datang bulan ketika sedang berpuasa, maka ibadah puasanya menjadi batal. Dan wajib baginya untuk menggantinya dengan puasa di lain hari di luar bulan Ramadan.

Perintah untuk mengganti ibadah puasa yang batal karena haid disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ مُعَادَةَ، قَالَتْ: سَأَلَتْ عَائِشَةَ، فَقُلْتُ: مَا بَالُ الْحَائِضِضِ، تقضي الصوم، وَلَا تَقْضِي الصَّلَاةَ فَقَالَتْ: بحرُورِيَّة، وَلَكِنِّي أَسْأَلُ، قَالَتْ: كَانَ يُصِيبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْمَمَرُ أحَرُورِيَّةٌ أنتِ؟ قُلْتُ: لَسْتُ : بقضاء الصوم، ووَلَا تُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلَاةِ

Artinya: "Dan telah menceritakan kepada kami 'Abd ibn Humaid telah mengkhabarkan kepada kami 'Abdurrazzaq telah mengkhabarkan kepada kami Ma'mar dari 'Ashim dari Mu'aadzah dia berkata: "Saya bertanya kepada 'Aisyah seraya berkata: "Kenapa gerangan wanita yang haid mengqadha' puasa dan tidak mengqadha' shalat?"

Maka Aisyah menjawab: "Apakah kamu dari golongan Haruriyah (Khowarij)?"

Aku menjawab: "Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya."

Dia menjawab: "Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat."

5. Melakukan jima’ atau hubungan badan saat berpuasa

Melakukan jima’ atau hubungan badan di siang hari (dalam kondisi sedang berpuasa) bisa membuat ibadah puasa menjadi batal.

Selain itu, seorang muslim yang melakukan jima’ ketika berpuasa juga akan dikenai denda (kafarat), berupa puasa selama dua bulan berturut-turut. Apabila tidak mampu maka wajib untuk memberi makanan pokok senilai satu mud (0,6kg beras) kepada fakir miskin.

6. keluarnya air mani

keluarnya air mani karena bersentuhan kulit dengan lawan jenis tanpa melakukan hubungan seksual ataupun onani termasuk ke dalam perkara yang membatalkan puasa.

Akan tetapi, perlu diketahui bahwa, air mani yang keluar sebab mimpi basah tidak masuk dalam perkara yang membatalkan puasa.

7. Menderita gangguan jiwa

Orang yang menderita ganggua jiwa ketika sedang berpuasa, maka puasanya batal. Dan orang tersebut wajib mengg-qadha’ puasanya ketika ia sudah sumbeuh.

Demikian informasi tentang perkara yang dapat membatalkan puasa. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.