Bagikan:

JAKARTA - Artis era 90-an Anya Dwinov sudah lama tidak terlihat di layar kaca khusus di dunia akting Indonesia. Sebelumnya diketahui bahwa nama Anya Dwinov mulai dikenal oleh masyarakat luas saat ia ikut bermain dalam salah satu sinetron Jinny oh Jinny yang disutradarai oleh Cuk FK yang tayang perdana pada tahun 1997 dan berakhir di tahun 2002.

Berselang lama, kini Anya mengaku kalau ia saat ini lebih banyak aktif di dunia presenter yang menurutnya memiliki tanggung jawab yang berbeda dengan profesi lainnya di dunia entertainment, di mana ia harus membawakan sebuah pesan kepada para penontonnya. Hal ini disampaikan oleh Anya Dwinov dalam wawancara eksklusif bersama VOI beberapa waktu lalu.

“Dan dari perjalanan awal sinetron, di tengah jalan saya sempat menyimpang, ke jalan paralel yaitu presenter dan juga sinetron. Dan ternyata presenter ini lebih membuka ketertarikan saya di dunia entertainment, kenapa? Karena menjadi presenter itu memiliki tanggung jawab untuk membawakan sebuah pesan, kepada pemirsa kita, kepada audience kita dan ternyata di dalam dunia presenting lebih bercabang lagi,” ujar Anya Dwinov di kantor VOI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Anya Dwinov (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

“Dan dari cabang yang ada, MC di panggung, presenter depan TV, saya tuh sangat menikmati menjadi moderator. Kenapa? Karena basically karakter saya itu orang yang rasa ingin tahunya cukup tinggi, dan menjadi moderator kita memiliki kewajiban atau tugas bukan hanya untuk mengendalikan jalannya sebuah acara tapi juga kita harus bisa mengulik berbagai informasi dari narasumber kita dan itu sangat menarik,” sambungnya.

Merasa nyaman di dunia presenting, membuat Anya akhirnya merasakan pengalaman yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Di mana ia pernah diminta membawakan sebuah acara olahraga yang sangat-sangat ia tidak sukai, namun karena tuntutan pekerjaan akhirnya Anya memaksakan diri untuk bisa menjalankan tugasnya itu dengan sebaik mungkin.

“Sampai fase di mana punya kemampuan untuk merasakan presenting untuk dunia olahraga, di mana itu bukan sesuatu yang saya interest. Saya lebih interest ke otomotif dibandingkan ke olahraga, dulu sempat ada beberapa kejuaraan pertandingan bola yang ternyata levelnya cukup tinggi, saya waktu itu diterjunkan waktu itu oleh Pak Karni Ilyas,” papar Anya Dwinov.

Anya Dwinov (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

Tak berhenti sampai di situ, Anya Dwinov juga menceritakan pengalamannya ketika bekerja di stasiun televisi swasta TVRI yang di mana pada saat itu ia ditantang untuk bekerja di bawah tekanan yang tentu saja belum pernah ia alami sama sekali di dalam pekerjaan sebelumnya.

“Pengalaman aku beberapa talkshow di TVRI adalah datang, dapat semacam rundown, yang di mana sering kali talkshow tanpa iklan jadi kalau durasi 30 menit, ya 30 menit gitu kita harus berbicara dengan narasumber kita. yang di mana nama narasumbernya bisa berubah atau berbeda dengan yang di skrip karena pada saat itu mungkin yang dituju di panggil sama bapak presiden sehingga di mengirimkan wakilnya yang lain,” kata Anya Dwinov.

“Saya harus diskusi bawa itu ke produser saya ‘ok komisinya dengan kementeriannya nggak nyambung, jadi kita harus melengkapinya gimana? saya melihat ada angle ini nih yang bisa kita isi, kta oke nggak kita tarik ke sini? akan ada aturan yang kita langgar nggak apa segala macam?’ jadi ya udah bawaan saya adalah kertas kosong dan pulpen, dan ketika narasumber sedang berbicara kita eksplor lagi di situ dan itu tanpa iklan,” lanjutnya.

Untuk memiliki banyak pengalaman hingga saat ini, Anya Dwinov mengaku bahwa jalannya tidak selalu mulus. Di awal karirnya, wanita berusia 41 tahun ini mengalami penolakan untuk bekerja di dunia entertainment oleh ayahnya sendiri karena merasa bahwa dunia ini memiliki sisi gelap yang takutnya bisa mempengaruhi kehidupan putrinya tersebut.

“Fifty-fifty, mamah mendukung, papa tidak. Karena kebetulan papa ku tuh bekerja di bidang yang melihat artis itu sebagai profesi yang punya pekerjaan sampingan yang tidak baik. Walaupun itu hanya selektif, ya banyak profesi yang punya sampingan-sampingan negatif nah itu kebetulan cukup membuat papa melihat dan memandang profesi itu secara keseluruhan, jadi my dad nggak approve sama sekali at that time,” jelas Anya Dwinov.

Bersyukur Jadi Kunci Utama Kesuksesan

Anya Dwinov (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

Sudah berkecimpung di dunia entertainment hampir selama 20 tahun lebih, Anya mulai menyadari kalau ia termasuk orang yang beruntung. Ia merasa kalau ia selalu diberikan kesempatan untuk melakukan hal yang baru di mana ia melakukannya itu karena memang keinginannya untuk belajar hal baru sangat tinggi.

“Jadi, salah satu yang saya syukuri sekarang sampai detik ini adalah setiap kali saya diberikan kesempatan untuk mencoba sesuatu hal yang baru saya dan saya tuh learning by doing and getting paid, kan ada orang yang, ‘Gua rela nggak dibayar asal gue merasakan pengalaman itu’, I'm lucky, karena saya merasakan pengalaman baru, mencoba hal yang baru, sambil dibayar,” kata Anya.

Hal ini yang akhirnya membuat seorang Anya Dwinov menjadi lebih banyak bersyukur pada jalan hidupnya. Menurutnya, setiap keputusan dalam hidup yang ia ambil dari awal karir hingga saat ini yang akhirnya membuat ia menemukan jati diri atau karakter seorang Anya Dwinov yang dikenal oleh masyarakat luas saat ini.

“So kesimpulannya hasil yang saya rasakan, karakter saya sekarang ini, decision making saya sendiri adalah berkat perjalanan hidup saya yang luar biasa and I appreciate that karena saya merasa I love my character. Karakter saya sekarang, saya sangat mencintai dan saya rasa ini yang paling tepat untuk saya. Kan kata orang karakter sudah terbangun, sudah terlahir dari elu, no juga sih, karena ikuti tes-tes yang kekinian sekarang ternyata saya 97 persen introvert tapi i can saya berkomunikasi dengan baik, karena perjalanan hidup saya membawa saya ke arah sana,” imbuhnya.

Anya Dwinov (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

“Selain bisa flashback bagaimana perubahan hidup saya, saya punya kesempatan untuk berbincang, melihat dan merasakan kehidupan orang lain sehingga saya tahu dan saya sadari sekali kehidupan saya itu penuh dengan berkat. berkahnya luar biasa sekali, Tuhan memberikan saya banyak kelebihan dibandingkan banyak orang lain jadi saya bilang ya itu saya mensyukuri karena saya termasuk orang yang mempunyai kesempatan melihat,” tutur Anya Dwinov.

Bukan hanya itu, keinginan untuk mau belajar dan terus beradaptasi dengan setiap perubahan yang ada di dunia entertainment juga menjadi salah satu cara Anya Dwinov bisa terus menjaga eksistensinya.

“Cuma saya berdasarkan pengalaman saya adalah i'm willing to try everything, mulai dari yang lawak, lenong sampai yang berpolitik, serius, talkshow yang sama menteri, talkshow dengan birokrat yang memang menjadi tantangan yang berbeda, saya bersedia dan ada rasa kepuasan pada saat selesai mengerjakan dan wow saya bisa ya mencoba hal baru ini,” ujar Anya.

Anya Dwinov (Foto: Bambang E Ros, DI: Raga/VOI)

“Goals-nya bukan selalu uang lho, itu yang harus digarisbawahi, banyak orang ‘ah duitnya nggak ada males’, tapi I want learn the value, the lesson, the experience,” imbuhnya

Kini Anya memiliki visi sendiri terhadap hidupnya, ia menjelaskan kalau saat ini ia ‘menyentuh’ kehidupan orang lain. Ia ingin mencoba mengajak orang lain untuk melihat dunia dengan perspektif yang berbeda sehingga tidak terkungkung di dalam satu hal saja sehingga orang itu bisa merasakan apa yang ia rasakan dalam perjalanan hidupnya.

“Masih banyak banyak banget, I wanna touch people life. Dulu orang merasa, eh aku kembali lagi bersyukur karena banyak yang ngomong you touch me Nya, thank you walaupun aku sih nggak ada niatan ya, aku termasuk gini nih, ada salah satu teman aku, dia ngomong sampai hari ini kebetulan baru seminggu yang lalu dia ngomong terus aku sampai ‘really?’ masih masuk tahap itu lho, cuma dia bercerita ada hal yang aku lakukan yang aku pun nggak ingat i did that yang dia bilang, ‘lu nggak tahu ya betapa itu mengubah hidup gue dan menyelamatkan hidup gue? I was like ‘really?’,” kata Anya Dwinov menutup perbincangan dengan VOI.