YOGYAKARTA – Diare bahkan bisa memicu radang usus besar yang bahkan bisa mencancam jiwa. Melansir Harvard Health, Senin, 1 Januari, hampir 500.000 orang Amerika setiap tahun mengalami infeksi bakteri Clastridioides difficile, atau C. diff. yang menyebabkan diare parah dan radang usus besar.
Penyakit ini dibawa oleh hampir semua orang. Karena bakteri tidak terlihat mata telanjang, mereka bisa menempel di mana saja, termasuk pada kulit dan bahkan di sol sepatu. Bakteri C. diff. ketika di luar tubuh, mereka adalah spora tidak aktif. Artinya hanya akan aktif ketika tertelan dan mencapai usus. Meski begitu, banyak orang yang menelan spora C. diff tidak pernah sakit. Spora hanya membuat sakit orang-orang yang mikrobioma ususnya tidak seimbang karena berbagai alasan. Ketika terjadi ketidakseimbangan, spora mulai berkembang biak dan menghasilkan racun yang menyebabkan infeksi C. diff.
Gejala yang dialami ketika infeksi bakteri C. diff. mirip dengan banyak jenis penyakit gastrointestinal lainnya. Di antaranya, diare yang berlangsung tiga hari atau lebih, mual, demam, sakit perut atau nyeri, dan kehilangan nafsu makan. Menurut Centers for Disease Control (CDC), orang yang rentan terinfeksi bakteri ini, diantaranya sebagai berikut:
- Orang yang sedang mengonsumsi antibiotik atau baru saja menyelesaikan terapi antibiotik, yang mana mikrobioma ususnya mendukung aktivasi bakteri sehingga menghasilkan racun.
- Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah akibat kanker, transplantasi organ, memiliki autoimun, dan penderita penyakit radang usus.
- Orang yang melakukan kontak dekat dengan seseorang yang telah didiagnosis menderita infeksi C. diff.
Ketiga orang yang rentan di atas, penting menjalankan strategi pencegahan supaya tidak terpapar. Pertama, harus sering mencuci tangan dan mengisolasi pengidap infeksi C. diff. Memakai handsanitizer dianggap tidak efektif karena organisme C. diff. merupakan spora yang resisten. Kedua, minum antibiotik hanya saat benar-benar diperlukan dalam jangka waktu sesingkat mungkin.
BACA JUGA:
Ironisnya, penyakit diare karena infeksi bakteri C. diff ini diterapi dengan antibiotik. Kekambuhan mungkin juga berulang, dan terjadi pada satu di antara lima penderita infeksi yang mengalami lagi satu kali atau lebih. Kejadian berulang juga kemungkinan terjadi karena belum mendisinfeksi rumah secara efektif.